Saturday, January 28, 2012

cara pembuatan animasi shaun the sheep

Ternyata "Shaun The Sheep" pertama kali muncul di televisi pada tahun 1995 dalam film A Close Shave dengan karakter Wallace dan Gromit anjing. Durasinya hanya empat menit tetapi membuat orang banyak menyukainya. Dan sejak itu, Shaun memiliki acara TV sendiri di BBC yg dibuat oleh studio produksi Aardman.

Berikut beberapa hal menarik dari proses pembuatan ‘Behind The Scene’ animasi Shaun The Sheep :

1. Pembuatan Storytime


Sebuah episode bermula dari ide cerita yang sederhana. Ide tersebut diserahkan pada tim scriptwiters untuk diolah menjadi cerita yang bagus.

Kemudian diserahkan pada storyboard artist untuk membuat story linenya, tahap ini juga membantu set dressers, prop-makers, model-makers, riggers dan cameramen untuk mempersiapkan pengambilan gambar dan apa saja yang diperlukan.

2. Persiapan Scene

Rumput di pertanian dibeli dari hobby center, dicat hijau untuk mendapatkan corak rumput yang pas, ditambah dengan rumput ilalang dan bunga aster.

Gumpalan kecil hitam juga disebar untuk mendapatkan efek kotoran domba. Rumput ini kemudian dibentangkan di atas baja berlubang untuk mendapatkan pondasi yang bagus. Animator kemudian dapat menggunakan magnet untuk menjaga karakter di tempat, dan menggunakan baja untuk memasang pohon, rumah pertanian, gudang dan bagian lainnya dari set tersebut tetap pada tempatnya.

3. Pembuatan Model

Model-makers membuat domba dengan terlebih membentuk badan, kemudian membungkus tubuh mereka dengan wool putih. Bulu tersebut kemudian dikotori sedikit dan kaki yang terbuat dari silikon ditambahakan. akhir kepala yg dapat dipasang-lepas dipasang dibadan.

“Kami memiliki sejumlah badan, beberapa mempunyai empat kaki, dan beberapa hanya dua, tergantung pada scene,” kata Chris.

4. Propping Up


Property maker dipanggil untuk membuat segalanya dari handuk pantai berukuran domba, untuk mainan mandi untuk Timmy, dan bahkan meja untuk adegan sihir.

Prop maker Helen Javes berkata: “Semuanya dibuat manual, sehingga sangat rumit. “Bahkan kaki meja dibuat manual untuk mendapatkan bentuk yang tepat.” Tetapi pekerjaan prop maker bukan tanpa risiko. Jari teriris pisau tajam, dan terbakar akibat panas dari lem adalah resiko pekerjaan sehari-hari.

5. Ekspresi Mata


Mata domba memiliki lubang kecil sehingga mereka dapat dimanipulasi untuk membuat mereka melihat ke kiri, kanan, atas, bawah.

Setiap animator juga memiliki puluhan kelopak mata khusus buatan – potongan kecil dari plastisin berbentuk kubah ungu yang dapat ditambahkan ke bola mata membuat berkedip domba, atau terlihat mengantuk.

Karena domba-domba itu tidak berbicara, mereka menggunakan ekspresi untuk menceritakan kisah atau memberikan momen komedi . “kelopak mata merka adalah siksaan bagi animator mata”.

6. Penyimpanan

Bila tidak digunakan, domba dan potongan domba dapat ditemukan disimpan dalam di rak di antara ruangan studio di Aardman.

Ada di sini bahwa animator dapat menemukan kaki cadang untuk Shaun, sedikit bulu ekstra, atau satu atau dua domba yg rusak!

7. Komedi Slapstik

Terlepas dari beberapa embikan dari Shaun dan teman-temannya, gongongan dari Bitzer dan dengusan dari Petani, Shaun and the sheep adalah serial TV diam.
Tetapi sementara Gromit memiliki suara Wallace untuk menjaga cerita terjadi dalam film-film mereka, Shaun tidak memiliki kemewahan itu.

“Lebih mudah untuk menganimasikannya karena lip-sync adalah salah satu aspek yang paling memakan waktu untuk animator,” ujar Chris.

8. Sabar dan Teliti

Karakter dalam Shaun and the sheep bergerak 25 kali per detik, berarti animator harus mengatur ulang adegan 1.500 kali hanya satu menit dari rekaman. Mereka rata-rata menyelesaikan tujuh detik rekaman/harinya. sepertinya tidak begitu banyak, tetapi bila dibandingkan dengan Wallace and Gromit: The Curse of The Were-Rabbit and Chicken Run, mereka bekerja dengan kecepatan sangat tinggi. Wallace dan Gromit rata-rata menghasilkan sekitar tiga detik rekaman/harinya.

Sunday, January 15, 2012

"Kata Mama Tentang Aku"

Mama nggak pernah membayangkan kalau aku akan seperti ini sekarang. Mama juga nggak pernah mengarahkan aku supaya menjadi artis atau orang terkenal. Kalau diingat kejadian-kejadian yang dulu, terutama peristiwa kecelakaan itu, sepertinya mama merasa berdosa kepada Alah SWT. Saat itu, mama sedang merintis usaha dan jujur saja, mereka belum bisa menggaji seorang pembantu untuk menjaga aku dan kakakku, mama dibantu oleh Bude. Karena, kebetulan aku dekat dengan Bude, aku dibawa ke kampung halaman di Sleman.Dalam perjalanan pulang kampung itulah, kecelakaan mereenggut nyawa Bude dan Pamanku.

Mama selalu merinding, setiap mengingat kembali peristiwa itu. Tetapi, kalu melihat aku sekarang normal seutuhnya, subahanallah...luar biasa sekali. Pada waktu kejadian itu, pertama kali mama melihat aku, mama nggak sadar kalau aku luka berat. Mama pikir, aku hanya luka biasa saja, karena berat badanku mencapai 30 kilogram, cukup besar untuk anak umur dua tahun dua bulan. Mama berpikir, aku tidak apa-apa, sehingga mama dan papaku fokus mengurus jenazah Bude dan Paman yang meninggal akibat kecelakaan itu.

Pada tengah malam, mama baru sadar tersadar tubuhku bengkakdan biru. Melihat itu, mama bingung karena mau melepas celanaku saja, mama mesti menggunting celanaku dulu. Aku langsung dibawa ke ahli patah tulang untuk diperiksa, karena disana peralatannya sudah modern. Setelah diperiksa, ternyata tulang kaki kiri dan kananku patah menjadi enam dann satu tulang dipungung. Dengan cobaan bertubi-tubi, mama sempat protes kepada Tuhan. Dan selalu bertanya kepada Allah, dimana keadilan-Mu? Karena selama ini, mama merasa nggak pernah jahat kepada orang dan selalu tekun menjalankan ibadah. Selama emapat puluh hari, mama seperti orang gila karena memikirkan aku. Ditambah lagi, pada saat itu mama sedang hamil anak ketiga. “Ya Allah, kalau memang Engkau mau menitipkannya kepadaku, sembuhkanlah ia, lahirkanlah ia kembali, ia yang baru, ia yang tidak cacat. “Itulah, doa mama kepada Allah untuk aku. Al Hamdulillah, Alah mengabulkan doa mama.Dan memang, mama sekarang mendapatkan aku yang barulagi. Aku yang belajar berjalan lagi dan keinginanku yang baru. Bekas luka kcelakaan itu, nggak begitu terlihat, seperti bekas terkena air panas saja. Dan akhirnya aku selalu bersyukur kepada Allah SWT, agar aku gemar beribadah dan selalu berdoa untuk aku dan kedua orang tua yang aku sayangi, menjadikan aku bahagia hanya mama dan papa


Saturday, January 7, 2012

Kurikulum Berkarakter

Diknas memberikan acuan panduan agar sekolah bisa melaksanakan kurikulum berkarakter perlukan buat sekolah Anda ? Berikut kami jelaskan apa itu kurikulum berkarakter. Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character... that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter... adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).
Pendidikan karakter adalah Salah satu hal yang sederhana karena kata ‘ karakter ’ adalah semua pengembangan diri siswa dalam interaksi belajar hingga awal dan berakhirnya proses pengajaran bisa tercapai pembentukan siswa yang berkarakter.
Yang pertama cara kita mempelajari karakter oleh pengamatan dan dihadapi disekitar lingkungan siswa sehari hari, terutama kita itu cinta belajar/eksplorasi dan mengandalkan dalam pelajaran siswa. Kedua, Cara siswa mempelajari karakter akan ditemukan pada aksi dan karya kreatif siswa. Strategi ketiga kita mempergunakan eksplorasi karakter dengan berupa dialog terbuka sekitar keadaan lingkungan perumahan yang siswa temukan sendiri, baik di sekolah yang punya disain atau kebiasaan satu program forum pertemuan terbaik bagi siswa/ group komunitas.
Sekolah dapat menciptakan menghormati murid dengan staf sekolah sebgai wujud ciri khas sikap siswa setiap kegiatan belajar mengajar. Beberapa sekolah telah memilih dukung upaya mereka dengan dikenal program kurikuler seperti: Membuat target/tujuan hidup, Mempelajari seumur hidup, PERHITUNGAN KARAKTER!, dan Pondasi seumur hidup .Setiap guru harus menyadari dan mengilhami hatinya murid seperti halnya mengurus mereka dan harus saling berinteraksi dengan murid, masing-masing murid dapat mengidentifikasi kekuatan dan area mereka dalam perkembangannya yang siswa butuhkan.
Mereka juga harus menganjurkan murid untuk mengambil resiko saat mereka mengembangkan diri. “Connectedness melalui menghimpun keseleluruhan, kepedulian lingkungan hingga mendapatkan kebahagiaan bagi siswa sendiri. Beberapa sekolah / guru menggabungkan beberapa ilmu pengetahuan tentang teknik untuk membantu perkembangan siswa dengan membentuk komunitas pelaja r:
. Rapat kelas
. Program penasihat atau teman (konsultasi)
. Termasuk, adanya peristiwa disekolah (studi kasus)
. Melayani kesempatan belajar

Memahami Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.
Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.

Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.

Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.*
Seperti bagian-bagian proses kegiatan belajar mengajar mempunyai bentuk metode pembelajaran yaitu :
- Bagian pertama adalah Eksplorasi, antara lain dengan cara:
* Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)
* Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
* Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)
* Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
* Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
- Bagian kedua adalah Elaborasi, nilai-nilai yang dapat ditanamkan antara lain:
* Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
* Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
* Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
* Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
* Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
* Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
* Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
* Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
* Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
-Dan bagian ketiga adalah konfirmasi, nilai-nilainya antara lain:
* Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
* Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
* Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan)
Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru

Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Selain itu Daniel Goleman juga mengatakan bahwa banyak orang tua yang gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya entah karena kesibukan atau karena lebih mementingkan aspek kognitif anak. Namun ini semua dapat dikoreksi dengan memberikan pendidikan karakter di sekolah.

Namun masalahnya, kebijakan pendidikan di Indonesia juga lebih mementingkan aspek kecerdasan otak, dan hanya baru-baru ini saja pentingnya pendidikan budi pekerti menjadi bahan pembicaraan ramai. Ada yang mengatakan bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia dibuat hanya cocok untuk diberikan pada 10-20 persen otak-otak terbaik. Artinya sebagian besar anak sekolah (80-90 persen) tidak dapat mengikuti kurikulum pelajaran di sekolah. Akibatnya sejak usia dini, sebagian besar anak-anak akan merasa “bodoh” karena kesulitan menyesuaikan dengan kurikulum yang ada. Ditambah lagi dengan adanya sistem ranking yang telah “memvonis” anak-anak yang tidak masuk “10 besar”, sebagai anak yang kurang pandai. Sistem seperti ini tentunya berpengaruh negatif terhadap usaha membangun karakter, dimana sejak dini anak-anak justru sudah “dibunuh” rasa percaya dirinya.


Tuesday, January 3, 2012

Anak Hiperaktif ? Cek Menu Makanan Anak Anda


REPUBLIKA.CO.ID, Hiperaktivitas pada anak meningkat pada beberapa tahun ini. Istilah itu tidak berlaku bagi perilaku yang sekedar nakal atau buruk. Ini mengacu pada anak yang cenderung merusak, mengganggu, berpotensi menggunakan kekerasan dan agresif.


Bocah hiperaktif hanya mampu memperhatikan sesuatu dalam jangka pendek dan sulit berkonsentrasi. Mereka sulit belajar, sulit duduk diam dan kadang tidak tidur sama sekali.

Dalam studi skala besar mengenai anak-anak dengan hiperaktif pada 1960-an oleh dokter Ben Feingold, satu grup senyawa kimia bernama salisilat, ditemukan terutama di zat tambahan makanan, ternyata membuat anak-anak jadi lebih hiperaktif. Ketika anak-anak tersebut diberi donat yang berisi selai mengandung rasa dan warna artifisial, perilaku mereka memburuk hanya dalam beberapa jam.

Ia menyimpulkan bahwa banyak bahan kimia yang digunakan dalam makanan artifisial adalah salisilat. Ia menyatakan bahan-bahan kimia itulah akar masalah bagi beberapa anak.

Anak dengan sindrom ADHD atau attention-deficit hyperactivity disorder, terbukti pula sensitif terhadap beberapa jenis zat kimia. Salah satu yang terburuk adalah pewarna tartrazine, dikenal dengan E102, parahnya zat pewarna ini menyebar di hampir seluruh jenis panganan dan minuman moderen, termasuk gula-gula, kue dan roti yang kerap dikonsumi anak.

Sejak itu, studi lain kian memperkuat pengaruh buruk zat aditif pada makanan dan ADHD. Studi-studi tadi menyimpulkan bahwa kombinasi pola makan berkualitas baik serta suplemen vitamin sederhana dapat mengubah kecerdasan dan perilaku anak-anak yang sulit dikendalikan.

Asam lemak esensial omega-3 dan -6 yang ditemukan pada minyak ikan juga krusial bagi pembentukan fungsi otak normal. Studi minyak ikan dari Universitas Oxford yang dipimpin Alex Richardson dengan reputasi mendunia, menyimpulkan bahwa enam puluh hingga tujuh puluh persen anak-anak dengan ADHD dan masalah serupa akan membaik secara nyata bila mengonsusi suplemem ekstrak minyak ikan murni dalam konsentrasi tinggi,

Pola makan ideal yang disarankan bagi anak-anak adalah makanan sehat yang bebas zat aditif, jika memungkinkan berbahan organik dengan menu bervariasi. Semua anak menikmati santapan manis sesekali, jadi lebih baik sediakan kue, biskui, pai atau pastri dan puding dalam rumah. Tentu lebih baik jika itu hasil karya orang tua sendiri, sehingga anda bisa memstikan mereka bebas dari zat pewarna dan perasa aditif.

Bila anda ingin lebih ketat lagi, berikut adalah daftar zat aditif yang patut dihindari

Pewarna Artifisial

102 tartrazine
104 quinoline yellow
107 yellow 2G
110 sunset yellow
122 azorubine, carmoisine
124 ponceau, brilliant scarlet
127 erythrosine
128 merah 2G 129 allura red
132 indigotine, indigo carmine
133 brilliant blue
142 green S, food green, acid brilliant green
151 brilliant black
155 brown, chocolate brown

Monday, January 2, 2012

Paradigma

Sudahkah anda menemukan keempat item dalam gambar itu? Jika belum, coba lagi lebih keras.
Seorang manajer sebuah bank yang diminta menemukan empat item itu mesti mencoba hingga dua kali. Akhirnya ia bilang, "Oke, saya sudah menemukannya." Ketika ia ditanya bagaimana ia menemukan empat item itu, ia tersenyum lalu mengatakan, "Pada penglihatan kedua saya mengubah cara pandang saya."

Ia tak lagi fokus pada gambar setiap item, tapi menarik pandangannya hingga matanya melihat keseluruhan gambar. Penemuan FLY dalam gambar itu menunjukkan bagaimana sudut pandang berperan dalam melihat sesuatu. Dan sudut pandang itu akan mempengaruhi bagaimana kita bersikap. Ketika pertama diminta menemukan empat item itu, Pak Manajer awalnya berkeras perintah gambar itu salah. Ia keukeuh hanya bisa menemukan tiga item. "Ini hanya potongan gambar, bukan huruf," katanya. Jelas, ia memakai paradigmanya sendiri dalam melihat gambar itu. Salahkah?
Dalam kasus ini kesalahannya hanya 50 persen. Ia hanya benar separuh. Cara dia melihat membatasi cara pandangnya terhadap gambar itu. Sementara manajer lain langsung bisa menunjukkan empat item itu pada permintaan pertama. Sebab itu, paradigma setiap orang berbeda-beda.

Paradigma adalah sebuah modal setiap individu, setiap kelompok, mencapai visi. Organisasi, bahkan setiap kita, pasti atau harus punya visi. Karena itu setiap anggota kelompok harus menyesuaikan paradigmanya lebih dulu untuk bisa menggapai visi organisasinya.
Untuk menantangnya biasanya kita harus mencapai peran pemimpin sebagai panutan lebih dulu. Jika ini sudah dicapai, biasanya paradigma kita akan teruji apakah sesuai dengan visi organisasi atau bahkan menjauhkannya. Jika yang terjadi yang kedua, segeralah berbenah, anda sedang dihadapkan pada sebuah tantangan pokok menjadi seorang pemimpin: berubah.

Hasil survei Stephen Covey, penulis buku laris "8 Kebiasaan", menyebutkan organisasi yang tak berhasil menggapai visinya karena tersandung masalah, sebagian besar bukan karena peliknya masalah yang mereka hadapi, melainkan cara organisasi itu memandang masalahnya. Tak ada masalah yang tak bisa dipecahkan, tentu saja. Tapi ada selalu ada banyak jalan mencapi Roma, bukan?

Mahatma Gandhi memilih tetap tinggal di Afrika Selatan meski ia mendapat perlakuan rasial. Ia menolak kembali ke India, meski peluang itu ada, lalu hidup tenang dan makmur sebagai pengacara kaya. Dan pilihan itu, pilihan menghadapi masalah yang ia hadapi, kelak membawanya menjadi seorang pemimpin kharismatis yang disegani dan dikenang dunia.

Ahimsa, filsafat kelembutan itu, hampir menjadi ideologi ketika dunia sedang rusuh oleh ide-ide, perang, dan dipenuhi sikap jahiliah: manusia memakan manusia. Dengan ahimsa pula, Gandhi bisa meredam kekerasan, meski ironisnya ia meninggal karena sebuah kekerasan: bom bunuh diri seorang Hindu yang gerah karena Gandhi juga membela kaum Muslim. Paradigma yang dipakai Gandhi kemudian diakui sebagai sebuah jalan yang tepat. India mungkin tak mencapai dan melahirkan seorang Gandhi andai saja kekerasan saat itu dilawan dengan kekerasan.

Bagaimana kita mesti mengubah paradigma kita dulu, dengan sadar akan sepenuhnya potensi yang kita miliki, sebelum membangun. Menurut Stephen Covey, dalam memecahkan masalah seringkali bukan masalahnya itu yang terlampau rumit dan berat, masalah biasanya muncul karena bagaimana cara memandang masalah itu.

Perubahan paradigma seringkali menyangkut sesuatu yang sangat kecil, yang remeh, tapi bisa berakibat sesuatu yang punya dampak luas dan besar. Dunia berubah setelah Copernicus mengajukan sebuah antitesis atas teori Ptoleumeus bahwa dunia ini persegi. Teori kuman mengubah dunia kedokteran soal diagnosa, dan seterusnya. Paradigma, sekecil apapun itu, bisa menghasilkan perubahan. Seorang pemimpin akan selalu mengasah paradigmanya sesuai perkembangan zaman, bahkan melampauinya.
Butir-butir pikiran Hatta atau Soekarno, Tan Malaka, Sutan Takdir Alisjahbana, dan pemikiran pendahulu Indonesia, hingga kini kian relevan. Mereka telah mendapatkan paradigma Indonesia hingga buah pikiran mereka melampaui zamannya.
Tentunya sang Pemimpin mengetahui atas paradigma para bawahannya agar mendapat unjuk kerja yang maksimal dan memperkecil suatu permasalahan. Anggap juga sebuah sekolah yang memiliki banyak masalah tentu akan merepotkan bahkan hanya menuntaskan masalah tersendiri. sedangkan pekerjaan bidang lain masih banyak yang harus diselesaikan. Mulai target prestasi siswa, Pola KBM, program kegiatan sekolah dan masih banyak sekali. Paradigma jangan hanya melihat satu sisi saja namun tentu perbedaan ada yang konstruktif dan bisa membawa kebaikan dalam pendidikan. Ketika prestasi siswa mempunyai hambatan tentu perlu ada bahan evaluasi secara keseluruhan bukan hanya satu pelajaran yang menganggap pelajaran A sulit bahkan kurang mengenakan sehingga hasil tidak tercapai. Padahal dari masing pelajaran berbeda penilaian, Inilah yang akhirnya paradigma bukan harus disetujui satu kesepakatan namun bisa luas makna perbedaan persepsi dalam satu pelajaran entah kondisinya/metode/ sarananya yang bisa jadi bahan evaluasinya.
Jadi Paradigma tetntu kata-kata Fly melihat sesuatu ada yang mengatakan tidak mempunyai kata namun sebenarnya mempunya kalimat makna tergantung pesepsi yang mana yang menjadi alasan dari setiap visi pemimpin dan bawahannya.

Agi Rachmat & Dian Parikesit, S.Pd

Sunday, January 1, 2012

Memilih Sekolah Islam

Berikut ini adalah Cara Memilih Sekolah Islam menurut versi saya
  1. Tentukan Visi dan Misi Keluarga Terhadap Anak Anda; Apa saja harapan yang Anda inginkan pada anak Anda pada masa depan mereka. Harapan yang baik adalah yang memenuhi 2 hal: Ingin bisa apa dan menjadi apa anak Anda ke depan tentu berkaitan dengan bakat dan minat Anak Anda.
  2. Pilih Sekolah Yang Memiliki Visi Yang Islami modern; Anda harus datang ke sekolah-sekolah untuk memastikan bahwa sekolah yang Anda pilih memiliki visi yang sama atau mendekati tentunya dengan pribadi keislaman yang baik maupun sempurna. Visi sekolah bisa Anda ketahui dengan cara dialog atau Anda baca brosur-brosur sekolah tersebut.
  3. Libatkan Anak Anda; Perlu Anda sadari bahwa yang akan sekolah adalah anak Anda bukan orang tuanya. Mereka perlu diajak untuk menentukan pilihan mana yang paling baik bagi si Anak. Tentu dengan pengarahan sebelumnya. Sampaikan harapan Anda terhadap masa depan anak Anda sehingga menjadi pertimbangan anak kita ketika ikut memilih sekolah jangan salah memberikan keputusan.
  4. Lihat Program Sekolah; Setelah Anda mengetahui visi sekolah maka coba Anda teliti program-program yang dirancang oleh pihak sekolah. Apakah program-program itu cukup untuk mencapai visi sekolah yang diharapkan. Untuk itu tanyakan pula indikator-indikator tercapainya visi sekolah untuk melihat kecukupan programnya apakah memenuhi standar nasional bahkan internasional dalam pengembangan pendidikannya.
  5. Bagaimana Guru-Gurunya; Sekolah berkualitas hampir selalu identik dengan guru-gurunya yang berkualitas dan juga teladan buat si Anak nanti. Oleh karena itu guru harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih sekolah anak Anda. Hal yang terpenting perlu dicermatiadalah apakah berjilbab dan selalu mengamalkan ibadah sesuai petunjuk Islam seperti adab, kedisiplinan, pembinaan guru dan lain-lain. Bagaimana akhlak mereka serta apakah mereka mudah diajak kerja sama untuk mendidik anak Anda dengan Islami.
  6. Cari Referensi Dari Lulusan alumni/ teman Anda yang terlibat disekolah tujuannya; Output atau outcome sekolah adalah bukti paling real dari kualitas sekolah yang ditawarkan. Anda bisa bertanya pada teman atau tetangga atau saudara atau orang lain yang Anda kenal yang putranya ada di sekolah yang Anda pilih. Sebagai bahan pertimbangan apakah sekolah tersebut baik dan Islami modern.
  7. Apakah Fasilitas Sekolah Aman & Nyaman; Fasilitas sekolah tidak harus mewah. Yang terpenting adalah dari tidak membahayakan fisik anak Anda dan bersih. Sekolah yang bersih secara tidak langsung mengajarkan anak Anda untuk bersikap bersih. Demikian sebaliknya, kelas-kelas yang kotor akan menjadikan anak kita kehilangan sense tentang kebersihan. Baik dari secara fisik (lantai, dinding, kaca) dan luas maupun nyaman
  8. Amati School Culture Sekolah; budaya jujur, tutur kata yang baik, pergaulan sisawa, kreatif menjadi standar utama untuk memilih budaya disekolah. Sekolah yang memiliki budaya/kultur yang baik akan melahirkan sikap-sikap yang baik pada anak didiknya. Sekolah yang berkualitas minimal harus memiliki 5 budaya: Budaya disiplin waktu, budaya membaca, budaya bersih, budaya prestasi dan budaya akhlak mulia.
  9. Kemampuan Dana Anda; Sekolah yang memiliki ciri-ciri di atas umumnya membutuhkan biaya di atas rata-rata. Mahal atau murah sebenarnya adalah relatif. Namun ada beberapa sekolah yang sangat efektif dalam pengelolaan dananya, sehingga mungkin ada 2 sekolah yang kualifikasinya sama tapi berbeda pembiayaan sekolahnya.
  10. Kurikulum pendidikan ; Apakah kurikulum sudah terintegrasi seperti pelajaran umum , tahsin/tahfidz Al Qur'an, kepramukaan, Klub ekskul, Target KKM, UN, Kegiatan Komite, Kunjungan ydan lain yang bisa meningkakant dan berprestasi bagi siswa secara terus menerus.