Sunday, August 24, 2014

Bermain sambil Belajar



Bila kita ditanya tentang masa kanak-kanak tentu kita akan dengan suka cita menceritakan berbagai pengalaman menyenangkan yang pernah dialami. Semuanya begitu indah dan menyenangkan. Mengapa demikian? Karena masa kanak-kanak adalah masa bermain. Hampir atau bahkan semua aktivitas anak-anak adalah bermain!

“Bermain adalah hal yang sangat menyenangkan”. Itu bukan pernyataan seorang anak kecil saja, tapi pengakuan jujur setiap individu manusia; dari anak-anak hingga dewasa terhadap bermain. Lantas mengapa masih saja banyak orang dewasa yang menilai bermain adalah aktivitas membuang-buang waktu bagi nak-anak?. Banyak dari orang tua yang lebih suka melihat anaknya belajar dengan duduk rapih tanpa keributan, daripada bergerak (moving) dan bersuara (noice). Padahal bila mereka tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa disebut bemain) adalah suatu cara belajar anak yang paling efektif. Karena (seperti ungkapan di atas) bermain adalah hal yang menyenangkan. Melalui permainan anak akan mengalami rasa bahagia, dan dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi dalam membentuk sinapsis-sinapsis baru (ikatan memori). Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah dan cepat mempelajari sesuatu melalui permainan.

Friday, August 22, 2014

Banyak Guru kurang Paham dan Runyam Kurikulum 2013




Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, pelatihan guru yang mengimplementasikan kurikulum 2013 tidak sesuai dengan harapan. Masih banyak guru yang tidak memahami kurikulum tersebut.
“Dari segi pemahaman guru ada yang harus ditingkatkan karena belum sesuai harapan. Namun tidak terlalu jelek (tingkat pemahaman guru),” katanya ketika dihubungi wartawan, Kamis (9/1/2014).

Monday, August 4, 2014

Perbaiki Kurikulum Indonesia ?...





Kualitas pendidikan di Indonesia yang kini kian memprihatinkan, cukup membuat kita sesak dada dan tak habis pikir, apa yang salah sebenarnya dengan sistem pendidikan kita. Apalagi ditambah dengan sistem baru kurikulum 2013 dan ditinggalkannya kurikulum KTSP 

Mari kita bandingkan dengan Finlandia, negara dengan sistem pendidikan yang jauh lebih baik dari Indonesia. apa sebenarnya yang berbeda?