Tuesday, July 24, 2012

Hati yang jujur


Seorang raja yang memasuki usia senja ingin mencari penggantinya. Berbeda dengan kebiasaan, ia tak menunjuk anak-anak maupun pembantu terdekatnya. Ia justru memanggil para pemuda di negeri itu dan berpidato di hadapan mereka. "Aku akan mengadakan sayembara. Kalian semua akan mendapatkan sebuah biji. Tanamlah biji ini, rawatlah, dan kembalilah setahun lagi dengan tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki tanaman terbaik akan langsung kutunjuk menjadi raja menggantikanku!"
Seorang pemuda bernama Amir terlihat amat antusias. Ia menanam biji itu, dan menyiraminya tiap hari. Tapi sampai sebulan berlalu belum tumbuh apa-apa. Setelah 6 bulan, para pemuda mulai membicarakan tanaman mereka yang tumbuh tinggi, namun pot Amir masih kosong. Amir tak mengatakan apapun pada teman-temannya. Ia tetap menunggu bijinya tumbuh.
Setahun berlalu. Semua pemuda membawa tanamannya kepada raja. Semula Amir enggan, namun ibunya mendorongnya pergi dan berbicara apa adanya. Raja menyambut para pemuda seraya memuji tanaman yang mereka bawa. "Kerja kalian luar biasa. Tanaman kalian sangat indah. Aku akan menunjuk seorang dari kalian menjadi raja yang baru!"
Tiba-tiba raja melihat Amir berdiri di belakang kerumunan orang dan memanggilnya. Amir panik, "Jangan-jangan aku akan dibunuh," pikirnya.
Orang-orang mengejek dan mencemooh dia, karena ia membawa pot yang kosong. "Tenang!" raja berseru. Ia mendatangi Amir, lalu mengumumkan, "Ia adalah raja kalian yang baru". Orang-orang tampak terkejut. Mereka berpikir, "Bagaimana mungkin seseorang yang gagal menjadi raja?" Sang raja melanjutkan, "satu tahun yang lalu, aku memberimu sebuah biji untuk ditanam. Tetapi aku memberikan biji yang sudah dimasak dan tentu saja biji itu tidak bisa bertumbuh. Kalian semua menggantinya dengan biji yang lain. Hanya George yang memiliki kejujuran dan keberanian untuk membawa pot dengan biji yang kuberikan. Maka dari itu, aku memilihnya untuk menjadi penerusku."
 Kejujuran akan membawa perubahan yang mendasar dalam diri seseorang. Tetapi tanpa keberanian, kamu tidak bisa mengubah orang-orang di sekitarmu. Kejujuran menghasilkan pengikut, bukan pemimpin. Agar mampu mengubah orang di sekitarmu, keberanian adalah hal yang sangat penting.

Saturday, July 14, 2012

Kiat Membuat Keputusan Tepat


Setiap hari kita selalu akan dihadapkan dengan pengambilan keputusan, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Keputusan sederhana, misalnya, menentukan warna pakaian apa yang akan kita pakai untuk bekerja hari ini, atau menu apa yang akan disajikan bagi keluarga hari ini. Sementara keputusan yang kompleks terjadi ketika kita menentukan sekolah apa yang akan kita pilih, memilih pasangan, atau membeli rumah. Dalam situsnya, Oprah memberikan instruksi bagaimana membuat keputusan yang lebih baik.
  • Mengidentifikasi tujuan. David Welch, Ph.D., profesor ilmu politik di University of Waterloo, Ontario, dan penulis Decisions, Decisions: The Art of Effective Decision Making menjelaskan, “Orang yang tidak dapat mencerminkan diri mereka akan berakhir dengan membuat keputusan yang buruk karena mereka tidak benar-benar tahu apa yang mereka inginkan sebagai prioritas.” Sebelum menginginkan pekerjaan baru, tanyakan pada diri sendiri: Apakah saya benar-benar menginginkan karir yang berbeda? Atau, apakah saya hanya ingin atasan yang berbeda? Jangan membuat keputusan hanya didasarkan pada masalah yang salah.
  • Buat standar. Buatlah daftar pilihan yang sesuai dengan item tertentu. Misalnya, jika ingin membeli kamera digital, buatlah catatan tentang fasilitas apa yang akan digunakan dari kamera tersebut. Semua kamera sesuai dengan standar akan menjadi pilhan yang terbaik. Abaikan hal-hal lain yang hanya untuk senang-senang.
  • Jangan terburu-buru. Orang sering membuat keputusan yang salah ketika mereka sedang stres. Ketika dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang kompleks, gunakan otak secara sadar untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, dan istirahatlah. Berjalan-jalan, meditasi setengah jam, tidur siang, atau minum teh. Tujuannya adalah memberikan pikiran yang tidak sadar sedikit waktu untuk bekerja. Pilihan yang dibuat setelah sedikit rileks biasanya akan menjadi keputusan yang baik atau paling tidak masih bisa diterima.
  • Kurangi pilihan. Jika memungkinkan, kurangi pilihan dengan membuat aturan bagi diri sendiri. Misalnya, buat jadwal seperti akan pergi yoga setiap akhir pekan, tidak akan minum lebih dari dua cangkir kopi, atau tidak akan membeli kertas toilet jika tidak ada diskon.
  • Evaluasi. Setelah keputusan dibuat, tanyakan pada diri sendiri apa yang dirasakan setelah itu dan pengalaman apa yang didapatkan.

Saturday, July 7, 2012

Komunikasi Efektif


Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan ketrampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif.

Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulis dengan efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimana berbicara secara efektif, apalagi bagaimana menjadi pendengar yang baik. Bahkan untuk yang terakhir, yaitu ketrampilan untuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajari dalam proses pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolah formal maupun
pendidikan informal lainnya.

Bahkan menurut Covey, hanya sedikit orang yang pernah mengikuti pelatihan mendengar. Dan sebagian besar pelatihan tersebut adalah teknik Etika Kepribadian, yang terpotong dari dasar karakter dan dasar hubungan yang mutlak vital bagi pemahaman kita terhadap keberadaan orang lain.

Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan.

Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat.

Kita bisa menggunakan analogi sistem bekerjanya sebuah bank. Jika kita mendeposito-kan kepercayaan (trust) kita, ini akan tergambar dalam perasaan aman yang kita miliki ketika kita berhubungan dengan orang lain. Jika saya membuat deposito di dalam rekening bank emosi dengan Anda melalui integritas, yaitu sopan santun, kebaikan hati, kejujuran, dan memenuhi setiap komitmen saya, berarti saya menambah cadangan kepercayaan Anda terhadap saya.

Kepercayaan Anda menjadi lebih tinggi, dan dalam kondisi tertentu, jika saya melakukan kesalahan, anda masih dapat memahami dan memaafkan saya, karena anda mempercayai saya. Ketika kepercayaan semakin tinggi, komunikasi pun mudah, cepat, dan efektif.


6 Deposito Utama dalam rekening Bank Emosi terhadap Orang Lain
Covey mengusulkan enam deposito utama yang dapat menambah rekening bank emosi dalam hubungan kita dengan sesama:

1. Berusaha benar-benar mengerti orang lain.

Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic communication- komunikasi empatik. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya ”berkomunikasi” dalam salah satu dari empat tingkat. Kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita.
Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain – memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain.

2. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar.

3. Memenuhi komitmen atau janji adalah deposito besar; melanggar janji adalah penarikan yang besar.

4. Menjelaskan harapan. Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.

5. Meminta maaf dengan tulus ketika Anda membuat penarikan.

6.Memperlihatkan integritas pribadi. Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari banyak jenis deposito yang berbeda.

Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif.

Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication)

Hukum # 1: Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang.

Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa ”Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.

Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.

Hukum # 2: Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust).

Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.

Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen.

Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.

Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
 
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah.

Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.

Hukum # 3: Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.

Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. 

Hukum # 4: Clarity 

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.

Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

Hukum # 5: Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.

Sumber :komunikasi-efektif-stephen-covey.

Wednesday, July 4, 2012

Teknologi Modern Dunia Pendidikan ?


Di era modern saat ini, hampir semua aspek kehidupan tak terlepas dari pengunaan teknologi. Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat, turut membawa perubahan yang signifikan terhadap laju perkembangan pola hidup masyarakat dan juga mempengaruhi cara kita dalam berkomunikasi, tak terkecuali dalam hal Pendidikan.
Penggunaan teknologi untuk pendidikan merupakan cara pemanfaatan teknologi dalam rangka memudahkan proses kegiatan belajar mengajar dan mempermudah akses informasi bagi para siswa atau mahasiswa.
Pendidikan merupakan sebuah sistem kegiatan belajar mengajar yang tidak boleh dipisahkan dari Perkembangan teknologi modern saat ini. Pendidikan haruslah benar-benar bisa dijadikan acuan bagaimana pemanfaatan teknologi dapat diterapkan secara efektif. Karena Pendidikan merupakan pintu gerbang bagi seseorang untuk menimba ilmu dalam rangka meningkatkan taraf sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas. Pemanfaatan teknologi yang menyeluruh dalam ranah pendidikan merupakan cara yang tepat untuk mempermudah kita dalam memahami materi yang diberikan. Selain untuk memudahkan kita dalam memahami materi, Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan juga dapat membuat kita lebih mengerti akan pemanfaatan teknologi sebagai sarana belajar yang baik dan efisien.
Kegiatan belajar mengajar di era modern saat ini tidak lagi harus terpaku dengan pandangan yang tetap bersikukuh bahwa pemanfaatan teknologi tersebut hanya akan membuat para siswa menjadi manja dan mengisolasi para siswa untuk berkreasi. Pandangan tersebut jelas-jelas salah, karena dengan pemanfaatan teknologi, kemudian akan tercipta suasana belajar yang nyaman dan memungkinkan siswa untuk menyerap ilmu lebih banyak dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang monoton dan mengabaikan pemanfaatan teknologi sebagai sarana penunjang belajar.
Pendidikan selalu mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi modern yang terus-menerus mengalami pembaharuan. Kemajuan teknologi tersebut mendorong para guru untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan dan perkembangan teknologi di dalam proses belajar mengajar. Guru dituntut untuk dapat menerapkan penggunaan teknologi dengan baik dengan tidak mengabaikan nilai-nilai pendidikan itu sendiri.
Pemanfaatan teknologi yang efisien pun harus dimanfaatkan sebaik mungkin di dalam proses belajar mengajar, karena dengan pemanfaatan tersebut dapat mempermudah cara pengajar dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan para siswa di dalam kelas.
Kebutuhan akan teknologi dalam ranah pendidikan bukanlah hal yang baru, pemanfaatan teknologi untuk membentuk ruang kelas yang kondusif dan inovatif sebenarnya merupakan sarana penunjang belajar yang baik di dalam kelas. Pemanfaatan tersebut terbukti berperan besar dalam kelancaran proses belajar mengajar di kelas antara guru dan siswa.
Namun tentunya guru tidak hanya harus terpaku pada pemanfaatan teknologi dengan mengabaikan nilai-nilai pendidikan. Maksudnya adalah cara atau metode mengajar guru yang diterapkan di dalam kelas. Pemanfaatan tersebut harusnya juga tidak membuat guru malas dalam mengajar karena merasa bahwa teknologi sudahlah cukup sebagai sarana untuk penyampaian materi. Hal tersebut memang ada benarnya, namun hendaknya guru lebih memahami efisiensi pemanfaatan teknologi tersebut dan benar-benar mengajar dari hati. Karena walaupun dengan penerapan teknologi yang baik, namun dengan cara mengajar yang kurang atraktif, akan membuat siswa bosan di dalam kelas.
Banyak cara yang dapat dilakukan institusi pendidikan dalam pemanfaatan teknologi dalam ranah pendidikan. Seperti penggunaan laptop untuk mempermudah guru ataupun siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah disajikan dalam bentuk penyajian presentasi dengan perpaduan slide antara gambar dan teks. Penggunaan perangkat teknologi tersebut terbukti membuat para siswa nyaman dan mempermudah menyerap materi yang disajikan dalam bentuk hasil presentasi.
Penerapan atau pemanfaatan teknologi dalam ranah pendidikan di Indonesia bisa dibilang sudah cukup baik. Contohnya saja pemanfaatan dalam institusi pendidikan yang memang benar-benar membutuhkan sarana teknologi sebagai media interaksi dalam menyajikan materi kepada siswa. Selain itu, pemanfaatan tersebut akan membuka mata kita terhadap dunia luar, dan terhadap laju perkembangan teknologi global yang begitu pesat. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pemanfaatan teknologi yang baik dalam pendidikan telah membantu dan memudahkan guru dalam penyajian materi. Serta membuka mata kita akan perkembangan teknologi dalam dunia global yang semakin modern. Administrasi sekolah yang modern bukan manual, pembelaran elerning bahkan media buku ebook digital yang praktis harus didukung sehingga tidak lagi dengan manual secara keseluruhan. Pengolahan nilai dibuat sistem program yang modern bahkan kraetivitas siswa yang unik dan super canggih membuat siswapun akan tambah menjadi semnagat. Jadi semua perlu teknlogi serba modern dan tentunya harus berprestasi bagi siswa maupun peningkatan instansi dunia pendidikan.