Thursday, November 26, 2009

Arti Pengorbanan



Setiap insan mempunyai karakter dan watak yang berbeda, namun ia harus mempunyai tujuan hidup yang berarti untuk menempuh kehidupannya yang hakiki. Kehidupan tidak selalu indah apa yang ia bayangkan sebelum akan memasuki pernikahan, karena harus berpikir juga "apakah sudah siap pengorbanan dirinya dan unyuk kebersamaan dengan orang lain ?". Buah keikhlasan sangat diperlukan sekali sebagai pelindung ujian dan tantangan dalam perjalanan hidup. Tidak ada salahnya ketika ia menatapi visi dan misi kehidupannya maupun menapaki jalan dengan tergopoh-gopoh asalakan ia sanggup dan bisa sampai tujuan akhir yang realistis. Bukan berarti perjalanan hidupnya indah bagaikan dilayani dengan karpet merah kemudian ia berjalan dengan senyuman manis. Akan tetapi ternyata dalam perjalanannya banyak duri dan bahkan lubang-lubang yang rusak menghantui dalam dirinya sehingga kita juga harus berpikir bagaimana perjalanan bisa lancar dan kendaraan/perjalananpun menjadi nyaman .

Kuncinya adalah pengorbanan, karena pengorbanan harus seiring juga dengan kemampuan jiwa maupun kemampuan berpikir kita yang lebih sempurna. Kematangan manusia bukan dilihat karena ia pintar dalam akademik maupun keberhasilan mendapat prestasi materi hidupnya. Akan tetapi kematangan manusia juga harus menjadi utuh dari pemahaman karakter dan kemampuan ilmu pengalaman dari orang lain. Sehingga ia menjadi berhasil karena ia bisa melihat dari pengalaman-pengalaman yang awalnya berguguran namun setelah dicoba dan diperbaikinya justru menjadi bangkit dari keterpurukan hidupnya. Namun sangat disayangkan keberhasilan dalam materi belum tentu ia pun akan bahagia dengan nyaman bahkan berfoya-foya atas yang ia raihnya. Berapa banyak manusia akan kehidupannya yang ia banggakan namun pada akhirnya pemisahan tali hubungan manusia menjadi tujuan akhirnya ? oleh karena itu kebersamaan harus diikat dengan pengorbanan yang kuat sehingga ketika ujian dan tantangan ingin menembus lingkaran  maka ia tetap akan kuat sekalipun badai menerpanya dengan besar.

Keutuhan kebersamaan yang kuat dilandasi juga dengan buah keikhlasan karena ia menjadi pondasi utama yang mendalam untuk memperkuat tali hubungan manusia. Ibarat pohon kelapa yang diterjang sekalipun angin kencang menerpa ia tetap kokoh karena tanaman tersebut mempunyai akar yang sangat kuat menjulang kedalam tanah dengan penyatuan/ikatan sangat permanen. Maka dari itu visi kehidupan benar-benar harus diiringi kebersamaan yang kuat dan pengorbanan yang sangat mendalam, jangan disalahkan jika pengorbanannya hanya biasa-biasa saja tapi akhirnya pemisahan tali hubungan manusia akhirnya tidak terarah bahkan tidak tahu mau kemana arah tujuan akhirnya. Sama halnya orangtua dan anak harus kuat kebersamaannya saling mengaitkan dengan pengorbanan yang utuh sehingga watak kehidupan keluarganya pun menjadi keteladanan yang perlu diancung jempol, mulai dari pengawasan, evaluasi bahkan perencanaan dalam visi hidupan keluarganya. Apakah sudah mempunyai tujuan dan visi keluarga ? kalo belum segeralah untuk merencanakannya dengan kebersamaan yang hakiki agar tujuan hidupnya (surga) akan bertemu bersama-sama diakhirat nanti serta keluarga menjadi panutan yang bersimbolkan keluarga sakinah, mawaddah dan salehah.


Dian Parikesit, S.Pd


Sunday, November 22, 2009

Anak nakal, Salah siapa ?



Dalam kehidupan sehari-hari dapat dipastikan bahwa semua orang tua mengharapkan anaknya tumbuh sehat, berbudi baik, dan taat pada ajaran agama. Namun demikian, tidak sedikit dari orang tua yang mempunyai sikap sebaliknya. Anak-anak ditelantarkan dan dibiarkan dan dibentuk oleh lingkungannya. Hasilnya anak pun sulit diatur.
Ada juga yang ingin menannamkan keluhuran dalam jiwa dan kebagusan moral pada anak-anak, tetapi tidak pernah memberikan keteladanan bagi upaya tersebut. Wajar jika kumudian tercetak anak-anak nakal yang meresahkan orang tua, bahkan masyarakat.
Untuk itu, perlu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membina anak-anak supaya tidak nakal, yaiu faktor prinsip, keteladanan dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut sebisa mungkin harus diperhatikan oleh orang tua.

Faktor Prinsip.
Prinsip orang tua dalam membina anak-anaknya amat menetukan. Segala arus pemikiran yang muncul dewasa ini menawarkan berbagai alernatif sikap dan tindakan. Parameter nilainya pun berbeda-beda. Baik dan buruk seakan sekadar istilah untuk membedakan dua kondisi.
Saat orang tua meyakini ideology yang bernama kebebasan, maka ia memiliki tolok ukur tentang benar-salah dan baik-buruk yang sesuai dengan ideologinya tersebut. Penerapan prinsip semacam ini dalam jiwa anak yang sedang tumbuh berkembang, tentu mempunyai kesan yang kuat terhadap mereka. Segala pemikiran kebebasan berfikir dan berbuat akan menancap kuat dalam diri mereka.
Demikian pula, ketika orang tua mendidik anak-anaknya dengan prinsip Islam akan membawa dampak yang khas. Tolok ukur baik-buruk atau benar salah yang telah jelas dalam rangkaian Islam, semua akan menjadi rangkaian nilai yang harus terus dipegang. “Inilah jalan Rabb-mu (jalan) yang lurus” (QS. Al_an’am:126)
Ibnu Mas’ud pernah menceritakan, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasa’I bahwa Rasulullah SAW membuat garis dengan tanggannya seraya bersabda kepada kami, “Inilah jalan Allah yang lurus.” Kemudian beliua bersabda, “Inilah jalan-jalan yang tak satu pun terlepas dari intaian setan yang menyesatkan.” Kemudian beliau membaca ayat Allah, “Dan (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan_nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-An’am: 153).
Berbekal prinsip dari Allah dan Rasul-Nya, niscaya manusia tidak akan menyimpang dalam perkembangan hidupnya. Mereka dibimbing kepada fitrahnya yang lurus, sebab tak satu pun ajaran Islam melawan sifat dasar manusia. Sebaliknya jika manusia mengambil prinsip dari luar Islam, akan membawa manusia pada penyimpangan fitrahnya.
Wajar, jika seorang anak takut mencontek saat ulangan hanya karena dia yakin Allah mengawasinya, bukan karena takut kalau ketahuan guru yang sedang mengawasi, karena sejak kecil orang tuanya mendidik dengan prinsip Islam.

Faktor Keteladanan
Bagaimana pun orang tua mendidik anaknya dengan prinsip yang sempurna, namun tidak disertai dengan keteladanan oleh orang-orang disekitarnya –terutama orang tua- maka hal tersebut merupakan hal yang sia-sia. Islam sangat memperhatikan faktor qudwah (keteladanan). Rasulullah SAW adalah oarang pertama yang melaksanakan ajarannya. Beliau bukan hanya memberi teori dan rumus,namun lebih dari itu, beliau adalah seorang guru sekaligus qudwah terbaik bagi setiap yang diajarkannya. “Sesungguhnya, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan dia banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Anak-anak akan lebih banyak berinteraksi kepada faktor qudwah ini. Mereka akan lebih terkesan pada apa yang dilihat daripada yang didengar. Meskipun seorang ibu menasehati anak gadisnya agar menjaga hijab tatkala keluar rumah, namun jika ia sendiri mencontohkan yang sebaliknya maka si anak pun akan mencontoh ibunya (yang tidak berhijab) ketika keluar rumah.
Boleh dikatakan, faktor qudwah ini merupakan faktor yang efektif . kalaupun anak menjadi nakal, bisa dipastikan ada contoh yang memicunya.

Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor berikutnya yang sangat berperan dalam mendidik manusia. Seorang bayi yang ditinggalkan di hutan akhirnya diasuh oleh seekor srigala, akan bertingkah seperti srigala yang melingkunginya, sekalipun anak itu anak orang baik-baik.
Bgaimanapun bagusnya prinsip dan keteladanan yang dimiliki orang tua di rumah, namun saat tinggal di lingkungan yang buruk, anak-anak akan terkena dampak buruknya juga. Kalupun anak tidak diajarkan tindakan buruk oleh lingkungannya, tapi paling tidak anak akan terbiasa dengan keburukan yang akhirnya akan melemahkan kepekaan si anak terhadap hal-hal yang buruk.
Tak berlebihan jika Islam memandang amat penting masalah lingkungan ini, karena manusia selalu berada di sebuah lingkungan. Apalagi zaman sekarang sangat sulit membentuk lingkungan yang kondusif untuk perkembangan anak. Lingkungan yang shalih lebih mungkin diterapkan dalam kondisi masyarakat yang sudah sepakat dalam parameter nilai dan memahami pentingnya pembinaan sejak dini. Namun, ada kalanya kita temukan dalam masyarakat yang majemuk tak ada kesepakatan tentang baik dan buruk. Dalam kondisi ini tentu permasalahan akan lebih banyak muncul.
Kalaupun televise di rumah kita hanya dihidupkan pada acara-acara tertentu yang bermanfaat bagi perkembangan anak, namun televisi tetangga hhidup terus-menerus selama 24 jam. Anak-anak kita akan mudah datang kerumah tetangga tersebut untuk menonton TV dengan alasan belajar bersama, atau bahkan tanpa alasan.
Tidak ada pilihan lain, bahwa lingkungan adalah faktor pembentuk kepribadian yang harus selalu diperhatikan.

Kembali ke Orang Tua.
Pendidikan anak adalah amanah orang tua. Dengan demikian, semua orang tua harus mempunyai visi untuk mendidik anak-anaknya supaya menjadi lebih baik. Walaupun gaya pendidikan orang tua pasti berbeda-beda, tapi sebagai muslim tentu kita harus memilih Islam untuk mendasari prinsip pendidikan anak-anak.

Saturday, November 14, 2009

MENSIASATI MAHALNYA BIAYA PENDIDIKAN

Pendidikan di Indonesia masih merupakan investasi yang mahal, untuk itu diperlukan perencanaan keuangan yang baik, bila ingin merencanakan pendidikan dengan baik bagi buah hati sebaiknya merencanakan dana pendidikan sejak dini . Dana pendidikan bisa mulai dipikirkan serta disiapkan sejak anak lahir dengan menyisihkan sebagian pendapatan rutin kita tiap bulannya atau pada waktu tertentu secara rutin.

Setiap pergantian tahun ajaran para orang tua, selalu dihadapkan pada masalah biaya pendidikan. Terlebih bila ada anaknya yang akan masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi, maka mereka harus bersiap-siap merogoh kocek lebih dalam. Banyak orangtua atau bahkan juga anak-anak-yang menderita stres ketika mereka harus mendapatkan sekolah baru untuk pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Anak taman kanak-kanak harus masuk sekolah dasar, lalu sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas, selanjutnya ke perguruan tinggi.Selain harus menyediakan sejumlah uang sebagai uang pangkal (bahkan sering kali mesti ditambah pula dengan uang sumbangan sukarela), juga mesti memindahkan sebagian uang keluarga untuk membeli buku pelajaran dan seragam sekolah yang baru.

Sebagai orang tua, kita pasti setuju bahwa pendidikan mempunyai peranan besar terhadap masa depan anaknya . Sehingga demi mendapatkan pendidikan yang terbaik, maka menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi adalah salah satu cara agar si anak mampu mandiri secara finansial nantinya. Namun mahalnya biaya pendidikan saat ini ditambah lagi dengan naiknya biaya pendidikan dari tahun ketahun seringkali membuat orang tua tidak mampu menyediakan dana pendidikan tersebut pada saat dibutuhkan.

Apalagi jika yang dimaksud adalah pendidikan bermutu. Sekolah negeri favorit saat ini bahkan biaya sekolahnya tidak berbeda jauh dengan sekolah swasta. Apalagi dengan maksud agar anaknya mendapat pendidikan terbaik berwawasan internasional , maka beberapa orang tua juga berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya ke luar negeri . Buat Anda yang pernah bersekolah di luar negeri pasti ingat betapa biaya hidup selama belajar disana hampir sama besarnya dengan biaya pendidikan itu sendiri. Pengalaman itu menunjukan bahwa bila Anda menyekolahkan anak keluar negeri kelak , jumlah yang harus Anda keluarkan akan jauh lebih besar lagi .

Lalu, benarkah pendidikan masih merupakan barang mewah ? Disebut kemewahan karena bagi sebagian besar kalangan, pendidikan masih menyita biaya yang luar biasa besarnya hingga sulit dipenuhi. Terutama oleh kalangan menengah ke bawah dengan keuangan terbatas. Jika disandingkan dengan kebutuhan primer dan biaya hidup yang semakin mahal, tentu saja kebutuhan akan pendidikan yang bersifat jangka panjang dan tidak terlalu mendesak menjadi semakin dikesampingkan.

Beban orang tua untuk mempersiapkan dana sedemikian besar untuk membayar uang pangkal sekolah anak memang cukup berat jika harus dibayar sekaligus. Karena itu untuk mengantisipasi mahalnya biaya pendidikan kelak maka salah satu caranya adalah dengan mempersiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari sebelumnya. Untuk mempersiapkan dana biaya pendidikan , sebenarnya banyak yang bisa dilakukan para orang tua.

Secara garis besar, sumber pendanaan alternatif dalam perencanaan keuangan menghadapi tahun ajaran baru ada 5 , yaitu :

  1. Menabung melalui jasa perbankan , Tabungan pendidikan. Yang merupakan gabungan bentuk deposito, asuransi, dan tabungan. Bedanya, deposito dimulai dengan uang pangkal yang besar, sementara tabungan pendidikan membayar setoran untuk mendapatkan "uang pangkal" yang lebih besar. Dan berbeda pula dengan tabungan biasa, karena tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo (layaknya asuransi dan deposito). Uniknya, walaupun bentuknya tabungan pendidikan, namun ada juga yang dijaminkan dengan perlindungan asuransi. Jadi ketika setoran yang seharusnya dilakukan sepanjang waktu perjanjian tidak tercapai, akan ditanggung pihak penjamin, setoran bulanan akan dilanjutkan hingga jatuh tempo bila orangtua penyetor mengalami kecelakaan dan tidak bisa melanjutkan setoran.

  2. Membeli produk asuransi yang mengandung unsur tabungan, Asuransi pendidikan. Bentuk penjaminan terhadap risiko, keuntungan menggunakan sumber pendanaan ini bila waktu yang direncanakan tepat atau ada risiko yang muncul di tengah "perjalanan". Biasanya model ini digunakan bagi keluarga yang memiliki resiko tinggi, sebut saja orang tua dengan pekerjaan tingkat kecelakaanya lebih tinggi.

  3. Mempersiapkan sendiri dengan cara berinvestasi. Selain tabungan dan asuransi pendidikan maka Anda juga bisa mempersiapkannya sendiri dengan cara berinvestasi ke dalam suatu produk investasi lain, misalnya reksa dana. Anda bisa melakukan setoran rutin investasi per bulan, atau pada waktu yang diinginkan.

  4. Mengambil pinjaman kredit jangka pendek, walaupun tidak terlalu lazim digunakan untuk sumber dana pendidikan, namun sebagian masyarakat masih menggunakannya, misalnya seperti produk pinjaman tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh bank. Kartu kredit. Sumber keuangan ini sangat memungkinkan, walaupun pembayarannya mungin akan menjadi masalah baru. Selain bunga yang tinggi bila jatuh tempo, juga tingkat risikonya cukup besar. Menggadaikan harta Anda yang berharga seperti perhiasan emas ke pegadaian , juga merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk berbagai keperluan yang mendesak, misalnya seperti membayar uang pangkal sekolah anak. Dalam keadaan mendesak, dimana tidak tersedia dana yang cukup untuk membayar biaya pendidikan anak dengan segera , maka mengambil pinjaman kepada pihak lain bisa menjadi salah satu alternatif.

  5. Menjual harta kekayaan. Jika Anda mempunyai simpanan dalam bentuk kertas ( paper asset ) seperti reksa dana, saham atau harta dalam bentuk wujud lainnya seperti emas , tanah. Kendaraan atau barang berharga lainnya bisa dipertimbangkan untuk menjualnya jika tidak tersedia dana tunai yang cukup untuk membayar biaya pendidikan anak.

Prinsipnya dari ke 5 alternatif mempersiapkan dana pendidikan, semuanya bisa dijalankan hanya tinggal mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Dengan mempersiapkan dana pendiikan jauh-jauh hari atau sejak dini baik melalui ,tabungan pendidikan, asuransi pendidikan maupun mempersiapkannya sendiri, memungkinkan para orang tua merancang pendidikan anak-anaknya. Tidak hanya dari pola dan sistem pendidikan yang diinginkan, namun juga kualitas pendidikan yang terkait erat dengan biaya pendidikan itu sendiri. Orang tua dapat menentukan sejak dini pendidikan jangka panjang seperti apa yang diinginkan untuk anak mereka. Sekaligus mempunyai prediksi besaran biaya dan dibutuhkan dan merancang untuk memenuhinya dalam hitungan sekian waktu tertentu.

Sebaliknya jika persiapan dana pendidikan tidak dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya , alias dadakan , bisa jadi tiap kali anak Anda hendak membayar uang pangkal masuk sekolah , lagi-lagi Anda harus kalang kabut. Kalau sudah begitu, mungkin alternatif nomor 4 dan 5 bisa Anda pertimbangkan sebagai jalan keluarnya.

Pada akhirnya selama pemerintah belum mampu menunjukkan komitmennya terhadap jaminan pendidikan gratis bagi rakyat, maka keputusan untuk berinvestasi untuk persiapan dana pendidikan anak dan peran serta orang tua dalam merancang pendidikan bagi anak-anaknya sangatlah besar. Apapun produk investasi yang digunakan, sebaiknya produk investasi pendidikan tersebut haruslah dirancang sedemikian rupa hingga mengutamakan kepentingan anak serta mampu memberikan manfaatnya tepat pada saat dibutuhkan.

4 Langkah Mudah Mempersiapkan Dana Pendidikan

Mempersiapkan dana pendidikan juga bukan asal menabung, jangan-jangan biarpun Anda sudah capek menabung dana yang terkumpul tidak cukup juga. Untuk mempermudah Anda melakukan persiapan dana pendidikan anak , berikut ini adalah langkah - langkah yang bisa dijalankan :

  1. Menentukan target dana pendikan yang dibutuhkan

    Banyak orang tua hanya mengetahui tingginya biaya pendidikan saat ini, tapi lupa memperkirakan berapa besarnya biaya pendidikan kelak . Sehingga walaupun merasa sudah menabung tetapi dana tersebut ternyata tidak cukup saat akan dipakai. Target dana pendidikan yang dibutuhkan adalah sama dengan perkiraan biaya pendidikan kelak, dan untuk memperkirakannya , lakukanlah 2 hal sebagai berikut :

    • Cari informasi berapa biaya saat ini untuk masing - masing jenjang pendidikan yang akan dilalui anak Anda ( TK, SD, SMP, SMA, Universitas, S2 ) Misalkan biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan masuk TK 4 tahun lagi.

    • Hitung berapa biaya pendidikan tersebut kelak, Kalikan dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan pertahun sampai anak Anda masuk sekolah. Misalkan biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan masuk TK 4 tahun lagi sedangkan asumsi rata-rata kenaikan biaya pendidikan pertahun yang adalah 10%, maka 4 tahun lagi biaya uang pangkal masuk TK tadi sudah naik menjadi Rp 7.350.000,-



  2. Menetapkan cara pencapaian target dana pendidikan .

    Ada dua cara yang bisa dipilih untuk mencapai target dana pendidikan, yaitu :

    1. Melakukan setoran rutin bulanan ke dalam suatu produk investasi, misalnya : - Menabung secara rutin ke tabungan biasa, tabungan pendidikan atau deposito di bank , melakukan investasi bulanan ke produk reksadana, atau mengambil asuransi pendidikan.

    2. Menabung atau melakukan investasi sekali saja di muka dengan dana tunai yang dimiliki saat ini.



  3. Melindungi Investasi dari resiko.

    Hilangnya kemampuan orang tua untuk mendapatkan penghasilan akibat kematian, kecelakaan atau sakit parah, bisa menyebabkan setoran rutin untuk dana pendidikan terhenti . Untuk mengantisipasi dari resiko - resiko ini , maka akan lebih bijaksana jika Anda mengambil asuransi Bila Anda sudah mengambil asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan yang juga memberikan manfaat asuransi maka otomatis dana pendidikan anak Anda sudah terproteksi. Artinya jika salah satu resiko seperti tersebut diatas terjadi maka pihak asuransi akan meneruskan persiapan dana pendidikan untuk anak Anda. Namun jika Anda menabung sendiri maka sebaiknya mengambil asuransi jiwa , asuransi kecelakaan dan asuransi penyakit kritis , dengan besar jumlah uang pertanggungan yang jika uang pertanggungan tersebut dimasukkan kedalam suatu produk tabungan atau investasi maka hasil bunga yang didapat bisa untuk membayar setoran rutin dana pendidikan anak Anda.

  4. Melakukan Evaluasi dan Revisi

    Untuk memastikan agar target dana pendidikan yang dinginkan tercapai maka sebaiknya rencana keuangan yang dijalankan dievaluasi minimal setahun sekali. Hal ini dilakukan karena asumsi suku bunga tabungan, deposito, asuransi maupun produk investasi lainnya bisa saja berubah Demikian juga asumsi kenaikan biaya pendidikan pertahun , sehingga kemungkinan terjadi ketidak sesuaian antara asumsi yang dipakai dengan kenyataan sebenarnya bisa terjadi. Akibatnya Anda mungkin bisa mencapai target dana pendidikan yang dinginkan tetapi bisa juga tidak. Dengan melakukan evaluasi rutin maka akan diketahui apakah rencana keuangan sudah terpenuhi tergetnya atau belum, sehingga jika belum dapat segera dilakukan revisi atau rencana perbaikannya

10 Aturan Hidup Bahagia


Thomas Jefferson, presiden ke-3 Amerika Serikat, pernah menyebutkan 10 aturan yang ia anggap bisa membuat hidup Anda bahagia.

Aturan ini sebenarnya ditulis Jefferson atas permintaan orang tua seorang bayi yang baru lahir dan diberi nama Thomas Jefferson Smith.

Apakah Anda ingin mencobanya? Berikut nasihat Thomas Jefferson yang legendaris itu:

1. Jangan pernah menunda sampai besok untuk hal yang bisa Anda lakukan sekarang.

Sepertinya ungkapan ini cukup populer bagi kita, karena kalimat bijak ini biasanya bisa kita lihat di bagian bawah buku tulis yang kita gunakan saat sekolah.

Jadi, intinya sikap menunda itu tidak baik. Lakukan sekarang, karena belum tentu besok Anda bisa melakukan apa yang saat ini Anda tunda.

2. Jangan pernah merepotkan orang lain untuk hal-hal yang bisa Anda lakukan sendiri.

Kalau Anda bisa makan sendiri, jangan minta disuapi. Kalau Anda bisa mencari uang sendiri, jangan meminta uang dari orang lain

3. Jangan pernah membelanjakan uang sebelum Anda memilikinya.

Lho…bagaimana bisa belanja kalau uangnya tidak ada?

Ya, artinya jangan berhutang untuk hal-hal konsumtif. Kalau Anda memang belum punya uang, jangan berharap untuk membeli yang macam-macam, sehingga nantinya Anda justru terjerat hutang.

Karena itulah, Anda perlu memiliki pengetahuan finansial, sehingga Anda tahu bagaimana mengatur uang, dan bagaimana seharusnya memperlakukan harta yang Anda miliki.

4. Jangan pernah membeli hal-hal yang tidak Anda sukai hanya karena harganya murah; karena Anda tak akan merasa hal tersebut berharga.

Kalau Anda berbelanja, sebaiknya jangan selalu melihat sesuatu dari harganya yang murah. Misalnya, kalau Anda membeli sepatu hanya karena harganya murah, bersiap-siaplah untuk menyesal, karena sepatu Anda sebentar lagi tak akan bisa dipakai. Lebih baik membeli barang yang sedikit mahal, namun kualitasnya sebanding. Dengan membeli barang yang lebih mahal dan berkualitas baik, maka Anda juga akan lebih menghargainya.

Ini juga berhubungan dengan poin nomor 3, di mana Anda harus tahu bagaimana mengatur keuangan Anda (coba baca eBook "Keuangan Pribadi" [asetinternet.com]dari David Ciang)

5. Kesombongan lebih merugikan daripada kelaparan, kehausan, dan kedinginan.

Orang kaya yang suka menyombongkan pangkat dan hartanya adalah tidak lebih baik dari orang miskin yang selalu hidup kelaparan, kehausan, dan kedinginan.

6. Jangan pernah menyesal karena Anda makan terlalu sedikit.

Bersyukurlah. Meski hanya sedikit, Anda masih bisa makan. Anda masih lebih baik dari orang-orang yang tak bisa makan sama sekali karena kemiskinan, penindasan, atau bencana alam.

7. Tak ada hal yang merepotkan jika kita melakukannya dengan senang hati.

Menurut Paul Zane Pilzer, salah satu tanda bahwa bisnis Anda sudah tepat adalah jika Anda tidak merasa repot atau susah ketika menjalankan bisnis Anda. Bahkan ketika Anda sedang menonton tv bersama keluarga, Anda sesekali masih memikirkan bisnis Anda, karena Anda sangat menyukai dan menikmati apa yang Anda kerjakan.

Lakukan pekerjaan Anda dengan senang hati, maka Anda tak akan merasa bahwa Anda sedang “bekerja”. Saya tahu kalau saya merasakannya. Bagaimana dengan Anda?

8. Jangan biarkan Anda merasa tersakiti untuk hal-hal yang tak pernah terjadi.

Banyak orang mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi, dan pada akhirnya bahkan tidak pernah terjadi sama sekali. Ini hanya akan membuat Anda "sakit" karena suatu hal yang tidak jelas. Jika Anda memiliki masalah kekhawatiran, saya menyarankan Anda membaca buku Dale Carnegie, How to Stop Worrying and Start Living.

9. Jangan menangani hal dengan perdebatan.

Kalimat ini dalam bahasa Inggrisnya berbunyi “take things always by their smooth handle”, dan sebenarnya bisa diartikan apapun oleh pembacanya. Namun, arti yang banyak diterima adalah bahwa sebaiknya jangan menangani hal dengan perdebatan. Sebab, perdebatan menyangkut opini, dan siapapun bisa memiliki opini.

Argumen dan debat memang masih perlu, tapi jangan sampai hanya membuat keadaan menjadi semakin buruk, bukannya semakin baik.

10. Ketika marah, berhitunglah sampai 10 sebelum Anda berbicara; dan jika Anda sangat marah, berhitunglah sampai 100.

Ada satu kalimat bijak yang mengatakan bahwa kemarahan adalah bila kata-kata atau tindakan keluar lebih dahulu daripada logika. Saya rasa itu benar




Wednesday, November 11, 2009

Cobalah Berkaca Diri

Setiap anak selalu mengikuti arah dan jejak prilaku kehidupannya dari orang tua, lingkungan maupun sahabat dekatnya. Karakter mempengaruhi besar melalui dari lingkungan internal rumah khususnya orang tua. mulai dari gerakan, emosional, maupun tatap muka pembicaraan terhadap keluarga. Namun sedini mungkin karakter itu haruslah membuat si anak agar timbulnya rasa kedermawanan maupun keteladanan terutama perhatiannya, baik dari bertemu dengan sang Ayah maupun berjalan rekreasi dengan sekeluarga. Karena itu adalah reward yang sangat besar bagi sang dambaan anak. Namun kejadian harapan sang anak sangat menentukan pilihan apakah dirinya masih disayangi maupun dicintainya dengan penuh keikhlasan. Berapa banyak memeluk dan mengusapnya dengan perkataan "Ayah sangat sayang sama kakak".

Keutamaan perkataan dan pembicaraan kedua belah pihak yang seringkali dari sang Ayah maupun Ibu mempunyai rasa istimewa dan penuh dengan penyatuan ikatan hati. Ibarat sangkar burung dengan memberikan makanan kepada sang anak burung dengan ikhlas dan ridho itulah yang diharapkan dan keinginan kebersamaan. Saling bercerita bertukar pikiran maupun tambahan ilmu bagi si buah hati. Namun sangat disayangkan jika orang tua yang hanya mengharapkan prestasi maupun target akademik yang tinggi tetapi tidak ada penghargaan berarti bagi sang anak.

Cobalah berkaca diri sudahkah bimbingan yang selama hidupnya untuk menuntut ilmu seringkali ia diberikan penghargaan ? minimal dengan pelukan kasih sayangnya yang sangat berarti. Obsepsi anak akan sangat dasyat berubah yang sinifikan jika kurangnya pengontrolan maupun kurangnya perhatian kasih sayang. Sang anak ingin harapannya dikabulkan tapi justru sebaliknya sering kali sedikit berkomunikasi dengan Ayah Bundanya. Potensi anak sangat besar diberikan pengalaman yang begitu banyak dari sang orangtua tanpa harus mengandalkan nilai prestasi yang tinggi. Karena kelak masa depannya ia juga harus mengetahui apa yang dikerjakan dan kemandirian dalam bekerja pada masa yang akan datang.

Jika saja orang tua melarang bahkan tidak memberikan keteladanan yang baik bagi si buah hatinya maka akan sangat tinggi juga biaya maupun sedikit sekali psikologi yang pasif maupun stagnan dalam pertumbuhan anak (adaptasi). Wujudkan kesalehan dalam aktivitasnya, selalu tegur sapa, maupun berdialog dengan santai adalah kunci pengenalan dan perubahan yang lebih baik bagi anak tanpa berpikir lagi "Saya sulit membagi waktu atau lelah sehingga ketiduran tanpa menanyakan harapan yang diinginkannya". Rasululah Nabi Muhammad SAW pun sering ditanya kepada sang anaknya Fatimah walaupun ia sudah dewasa hanya minta "Ayah saya ingin minta pembantu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah". Namun Rasululah memberikan penjabaran kepada Fatimah tidak langsung jawab (justice) akan tetapi diajak berdialog dengan santai keuntungan dan kerugian ketika membutuhkan pembantu. Apa jawab Rasululah SAW "Alangkah baiknya jika pekerjaan rumah bisa selesai semua yang kamu (Fatimah) kerjakan maka dzikir sebanyak-banyaknya lebih utama pahalanya dari pada seorang pembantu rumah". Lihatlah Rasulullah SAW memberikan dialog kepada Fatimah yang lebih penting dahulu adalah reward (balasan)/ pahalanya ketika ia bekerja sambil berdzikir. Ganjaran maupun gambaran surga ketika beramal saleh lebih dahulu ketimbang penjabaran materi mengenai adanya pembantu rumah.

Bukan berarti sang anak tidak boleh protes/ usul akan tetapi orang tua harus memberikan gambaran arahan reward terbesar lebih dahulu ketimbang yang diutamakan imbalan materi (hadiah). Jangan sampai hadiah yang diberikan membuat anak terus-menerus hanya mengharapkan imbalan tanpa adanya rasa kemandirian maupun bekerja ikhlas terlebih dahulu. Ibarat pancingan ikan jangan kasih cacing besar dahulu tetapi mungkin harus lihat juga kesukaan ikan maupun ketertarikan bagi ikan tersebut contohnya roti barangkali yang terpenting bisa menyentuh makanan pancingan tersebut sehingga menjadi sangat menarik/unik untuk memakannya. Semoga saja orang tua dan guru bisa berkaca diri kira-kira apa yang bisa membuat tertarik dan semangat dalam beramal saleh sehingga dukungan kedua belah pihak juga sangat mendukung terjadinya kesuksesan dalam membimbing anak belajar di sekolah dan di rumah.

Dian Parikesit, S.Pd

Tuesday, November 10, 2009

Pahlawan Dambaanku

Dia adalah pelindungku dan penasehatku
Selalu berkorban dengan harta dan jiwanya
Tawa dan menangis menjadi perjuangannya
Senyuman adalah senjata dan obat penyejuk hati
Tantangan dan Ujian menjadikan pengalamanku
Masa yang sulit dan kesempatan membuat hati menjadi gundah

Kekuatan lahir dan batinnya tetap menjadi tatapan doa kepada sang pencipta
Siang dan malam berganti musim wajah
Tumbuh dan layu selalu diuji dengan kekuatan ajaib
Kepulasan dan gelisah membuat segar dipelupuk matanya
Adakah bermunculan wajah berseri-seri ?
Komitmen dan semangat mewujudkan cita-cita masa depannya

Setiap asa tak akan pernah lelah
Setiap detik tak akan gundah
Setiap tatap matanya tak akan mengantuk dalam kebodohan
Setiap tumbuh tak akan lupa menyiraminya

Dia-Lah yang maha kuasa
Pemberi takdir dan ajal yang mengetahuinya
Hanya Pahlawan dambaan yang bisa terima keikhlasan
Pengorbanan dan bimbingan yang dapat meniti hidup hingga menggapai cita-citanya
Sayang kekuatannya dikur dari usia
Harapan surga menjadi titik tumpuan

Doanya lah yang terus mengalir tiada tara
Sang pahlawan menjadi ceria dan bahagia
Itulah tanda syukur sebagai tanda jasanya
Agar ia menjadi titik ukuran pengalaman
Dan menyala terang kehidupan yang fana dan nyata.

Dian Parikesit, S.Pd

Tuesday, November 3, 2009

Kunjungan Mall Jadikan Sebagai Sarana Belajar Anak



Tanpa disadari, mal saat ini bukan lagi sekadar tempat berbelanja, tempat cuci mata, atau sekadar hang out bagi keluarga.


Hampir setiap minggu, banyak keluarga yang menghabiskan waktu di mal. Keperluannya bisa bermacam-macam, mulai dari berbelanja atau sekadar cuci mata dan menghadiri pameran yang sedang berlangsung di salah satu bagian mal.

Beberapa tempat di mal, sebetulnya bukan hanya pantas dijadikan tempat cuci mata, bahkan jika jeli ada saja tempat yang bisa dijadikan media belajar yang baik bagi anak-anak. Suasananya yang menyenangkan tentu membuat anak-anak merasa tidak terbebani saat belajar di mal.

Berikut ini ada beberapa cara untuk memanfaatkan mal sebagai media untuk belajar anak:

1. Acara berbelanja yang selama ini menjadi monopoli ibu-ibu bisa dijadikan media bagi anak untuk mempelajari bagaimana cara mengenal produk yang baik (cara memilih ikan atau daging segar), cara mengatur uang jajan dengan memberikan mereka sejumlah uang dan membiarkannya mengatur barang apa yang ingin dibeli, atau bahkan berhitung dengan barang belanjaan yang dibeli (ini tentunya berkaitan dengan pelajaran matematika).

2. Berkunjung ke toko buku juga merupakan salah satu bentuk wisata edukatif yang harus ditanamkan pada anak sedari kecil.
Tanamkan kecintaan membaca pada anak sedari dini. Karena ilmu bukan hanya bisa didapat dari buku pelajaran atau textbook, namun juga dari buku-buku lainnya. Bahkan bukan tidak mungkin ada hal yang bisa dipelajari anak dari buku komik favoritnya. Jadi biarkan mereka memilih sendiri buku yang diminati.

3. Selain toko buku, anak juga bisa belajar berkompetisi dan ketangkasan di arena permainan yang banyak terdapat di mal.
Ingat, kecerdasan bukan diukur dari IQ semata loh. Anda juga harus memperhatikan EQ-nya.

Ada banyak hal lain yang bisa dipelajari anak secara menyenangkan. Dijamin, metode pembelajaran dengan menggunakan mal sebagai salah satu sarananya pasti akan menyenangkan anak. Asyik kan, bermain dan jalan-jalan sore di mal sambil belajar.