"Ustadz, dulu Ana merasa semangat dalam Dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan Ana melihat ternyata banyak pula yang aneh-aneh."
Begitu keluh kesah seorang santri kepada ustadznya di suatu hari.
Sang Ustadz hanya terdiam, mencoba menggali semua kecamuk dalam diri santrinya.
"Lalu, apa yang ingin Antum lakukan setelah merasakan semua itu?" sahut sang ustadz setelah sesaat termenung.
"Ana ingin berhenti saja, keluar dari jamaah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa teman yang justru tidak Islami. Juga dengan organisasi Dakwah yang Ana geluti, kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Bila begini terus, Ana mendingan sendiri saja…" jawab santri itu.
Sang ustadz termenung kembali. Tidak tampak raut terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya tetap terlihat tenang, seakan jawaban itu memang sudah diketahuinya sejak awal.