Peristiwa (Fakta):
Saat-saat gagasan yang paling menantang bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah Kejadian yang saya alami dalam kreativitas pembelajaran anak didik Kami adalah kurangnya dan inovasi dalam melakukan sebuah ide dan baru dalam setiap metode pembelajaran, seolah-olah akan terbatas dan kurang percaya diri dalam memberikan /menuntun anak didik kami. Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya pahami adalah kewajiban sebagai guru agar anak didik kami dapat memberikan harapan siswa yang kreatif dan bisa terpacu dalam menangkap setiap pelajaran yang diterima dengan kondisi tertentu. Namun jika hanya menargetkan KKM, Nilai rapot yang bagus, dan bisa memberikan prestasi bagi sekolah, maka itu merupakan keinginan emosi pribadi seorang guru tanpa melihat masalah yang dialami siswa itu sendiri.
Perasaan (Perasaan):
Saat itu saya merasa seperti keadaan saya mengalami terkendala dalam hal inovatif dalam pembelajaran, Akhirnya saya bisa mencoba dan melatih/ mengeksplor diri (berkreasi) untuk mengubah segala tantangan yang saya hadapi. Sebagai guru bisa menjadi bahan evaluasi pengajaran, maka saya bisa melihat mana kelemahan dan waktu untuk belajar siswa dalam membimbing/menuntun siswa secara baik. Dan akhirnya saya merasakan ada perubahan yang sangat signifikan untuk memberikan pengalaman serta bisa memberikan evaluasi pengajaran saya dengan rekan sejawat hambatan dan kekurangan yang harus diperbaiki secara profesional.
Pembelajaran (Temuan):
Sebelum momen tersebut terjadi, saya berpikir bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat unik tersendiri. Setiap pembelajaran harus melihat proses pembelajarannya bukan dari hasil belajar siswa saja. Guru membantu muridnya memahami nilai-nilai yang bermanfaat dalam diri mereka sendiri, kemudian mereka mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa pun, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Sekarang saya berpikir bahwa guru dengan karakter yang baik dengan nilai-nilai yang baik di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka. Guru harus menjadikan pemimpin pembelajaran, menjadi pelatih bagi rekan sejawatnya sendiri, yang mendorong terciptanya menciptakan dan memperluas komunitas praktisi.
Penerapan ke depan (Masa Depan):
Pengembangan diri sederhana yang saya lakukan adalah dengan mempraktikkannya, mengikuti pelatihan kompetensi guru dan Menjalin komunikasi dan kerja sama (komunitas) dengan warga sekolah untuk mewujudkan visi dan misi sekolah sehingga memberikan kemandirian kepada murid untuk membimbing segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak , agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat.
No comments:
Post a Comment