Thursday, March 25, 2010

Untung dan ruginya facebook



Suatu hari saya menemukan begitu banyak siswa sekolah akan sibuk dengan facebook sebagai jejaring komunikasi sosial yang akhirnya mereka lebih sibuk dengan chating, memberi komentar maupun menjadi teman penggemar idolanya. Rupanya belajar informasi internet menjadi ajang kebutuhan maupun mendapatkan informasi update yang sangat baru apalgi hal-hal yang baru maupun ajaib bagi wawasan anak asalkan tidak berbuat yang tidak baik bagi perilaku dan akhlak siswa sendiri.

Menurut data statistik yang dilansir CheckFacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia telah masuk 10 besar jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia. Indonesia bertengger di peringkat tujuh, mengatasi Australia, Spanyol, dan Kolombia di peringkat 10.Menurut data tersebut, Pengguna situs jejaring sosial Facebook telah mencapai 325 juta user dari seluruh dunia. Angka tersebut merupakan raihan sampai akhir pekan lalu. Dari 325 juta pengguna tersebut, seperti dilaporkan VIVAnews yang dilansir dari CheckFacebook, 9 November 2009, dari data terakhir yang mereka kumpulkan, pengguna Facebook di Indonesia semakin mendekati angka 12 juta. Dan dari 11 juta pengguna lebih tersebut, 47,04 persen di antaranya merupakan pengguna aktif. Adapun urutan negara dengan pengguna terbanyak adalah Amerika Serikat, Inggris, Turki, Perancis, Kanada, Italia, Indonesia, Spanyol, Australia, dan Filipina.
Tepatnya 11.759.980 user. Angka tersebut menempatkan Indonesia di posisi ke 7 sebagai negara pengguna Facebook terbesar di dunia.

Namun yang herannya sebagian siswa banyak memberikan komentar di facebook dengan komentar yang tidak baik bahkan negatif thinking yang akhirnya mulai perasaan tidak suka bahkan menjurus penghinaan terhadap seseorang atau istilah kata (korban bullying). Begitu luar biasanya informasi dan jaringan sosial facebook yang akhirnya anak lebih suka dengan FB dari pada untuk mencari ilmu dan wawasan pengetahuan yang bisa diambil digoogle maupun yang lainnya. Komentar maupun perkataan harus juga diresapi dengan kehati-hatian bagi sang anak karena boleh jadi sang anak tidak tersadarkan dirinya bahwa facebook bisa dilihat semua (kalo tidak menggunakan sistem privasinya) karena itu adalah komunikasi dua arah bahkan semua arah bisa diakses.

Pepler dan Craig (1988) mengidentifikasi beberapa faktor internal dan eksternal yang terkait dengan korban bullying. Secara internal, anak yang rentan menjadi korban bullying biasanya memiliki temperamen pencemas, cenderung tidak menyukai situasi sosial (social withdrawal), atau memiliki karakteristik fisik khusus pada dirinya yang tidak terdapat pada anak-anak lain, seperti warna rambut atau kulit yang berbeda atau kelainan fisik lainnya. Secara eksternal, ia juga pada umumnya berasal dari keluarga yang overprotektif, sedang mengalami masalah keluarga yang berat, dan berasal dari strata ekonomi/kelompok sosial yang terpinggirkan atau dipandang negatif oleh lingkungan. Inilah yang akhirnya mereka pun memberikan status facebook dalam keadaan curhat pada keadaan yang sebenarnya terjadi hari ini juga.

Rupanya zaman memang sudah mulainya era informasi (internet) namun jangan lupa hal terburukpun sikap kehati-hatian juga perlu pengawasan baik dari orang tua maupun dari guru yang akhirnya mengetahui kondisi karakter anak yang sebenarnya. Berikanlah arahan maupun petunjuk yang baik agar komentar maupun curhat yang dipublikasikan hendaknya yang baik bukan berburuk sangka apalagi fitnah, bahkan memvonis yang kurang baik kepada teman facebooknya. Memang perlu informasi melalui kabar/pekerjaan yang anak belum tahu dalam memberikan komentarnya seperti ia sakit namun temannya memberikan informasi PR atau tugas disekolahnya atau menjadi bahan diskusi tugas siswa. Tidak hanya mencari kesalahan atau berburuk sangka kepada orang lain. karena minum obat lebih baik dari pada mengobatinya, artinya sebelum terjadi hendaklah kita terus memberikan petunjuk yang baik, arahan yang jelas sehingga anak pun terbiasa dengan berbaik sangka kepada orang lain(positif thinking) Wallahua'alam

Dian Parikesit, S.Pd

No comments: