Wednesday, May 18, 2011

Gadis Cerdas, Gadis Impian

Dahulu ada seorang pemuda Arab yang tampan, shalih, dan sangat cerdas. Dia ingin menikah dengan seorang gadis shalihah dan cerdas pula seperti dirinya. Maka mulailah dia mengembara dari satu kabilah ke kabilah lain untuk mencari gadis impiannya.
Suatu ketika, dia berjalan menuju kabilah di Yaman. Ditengah perjalanan, dia berjumpa dengan seorang lelaki. Akhirnya, dia berjalan bersama lelaki itu.

Pemuda itu menyapa, “Hai Tuan, apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?”

Spontan lelaki itu menjawab, “Hai bodoh, kau ini bagaimana? Aku menunggang kuda dan kau juga menunggang kuda. Bagaimana kita bisa saling membawa?”

Pemuda itu diam saja mendengar jawaban lelaki itu.

Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan. Lalu mereka melewati sebuah kampong. Kampung itu yang dikelilingi oleh kebun yang sudah tiba masa panennya.

Pemuda itu bertanya, “Menurutmu, buah-buahan itu sudah dimakan oleh pemiliknya atau belum ya?”

Seketika, lelaki itu menjawab, “pertanyaan itu aneh sekali! Kamu sendiri melihat dengan mata dan kepalamu, buah-buahan itu masih ada di pohonnya dan belum dipanen, kok kamu bertanya apakah buah-buahan itu sudah dimakan oleh pemiliknya atau belum?”

Pemuda itu hanya diam dan tidak menjawab perkataan lelaki itu.

Kemudian, keduanya melanjutkan perjalanan. Baru sebentar berjalan, mereka bertemu dengan orang-orang yang sedang mengiringi jenazah.

Pemuda itu berkata, “Menurutmu, yang diiringi dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati ya?”

Lelaki itu menjawab, “Aku semakin tidak paham denganmu. Aku tidak pernah menemukan pemuda yang lebih bodoh darimu. Ya jelas, jenazah itu akan dibawa untuk dikuburkan. Tentu dia sudah mati”

Pemuda itu kembali diam dan tidak menjawab sepatah katapun atas komentar lelaki itu. Dia mengajak pemuda itu menginap dirumahnya. Dia merasa kasihan, sebab pemuda itu terlihat sudah sangat letih.

Lelaki itu memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik.

Begitu tahu ada seorang tamu yang menginap, anak gadisnya itu bertanya, “Ayah, siapa dia?”

“Dia itu pemuda yang paling bodoh yang pernah aku temui” jawab ayahnya

Anak gadisnya malah penasaran. Dia mengejar dengan pertanyaan berikutnya, “Bodoh bagaimana?”

Ayahnya langsung menceritakan awal pertemuannya dengan pemuda itu dan segala perkataan serta pertanyaannya.

Mendengar cerita ayahnya, anak gadis itu berkata, “Ayah ini bagaimana? Dia tidak bodoh. Justru sangat cerdas dan pandai. Kata-katanya mengandung makna tersirat. Ketika dia mengatakan, apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?”, sebenarnya maksudnya adalah, ‘apakah kita bisa saling berbincang-bincang sehingga bisa membawa kita pada suasana yang lebih akrab?”

Ketika dia mengatakan, ‘buah-buahan itu sudah dimakan oleh pemiliknya atau belum’?’, Ia memaksudkan, ‘Apakah pemiliknya sudah menjualnya ketika sebelum dipanen atau belum?’, sebab jika telah menjualnya, pemiliknya belum tentu menerima uangnya dan membelanjakannya untuk makan dia dan keluarganya.

Kemudian, ketika ia bertanya, ‘apakah jenazah di keranda itu masih hidup atau sudah mati?’ Maksudnya, ‘apakah jenazah itu sudah memiliki anak yang bisa melanjutkan perjuangannya atau tidak?’

Setelah mendengar apa yang dikatakan putrinya, lelaki itu keluar menemui pemuda itu. Dia meminta maaf atas perkataannya yang membodoh-bodohkan pemuda itu. Keduanya lalu berbincang-bincang.

Lelaki itu berjata, “Sekarang aku baru tahu apa maksud pertanyaan-pertanyaanmu dalam perjalanan tadi”

Lalu dia menjelaskan seperti yang dikatakan putrinya.

Mendengar itu, sang pemuda bertanya, “Saya yakin itu bukan lahir dari pemikiranmu sendiri dan bukan perkataanmu, demi Allah, katakanlah padaku siapa yang mengatakannya?”

“Yang mengatakan hal itu adalah putriku” jawab lelaki itu.

Spontan pemuda itu berkata, “Apakah kau mau menikahkan aku dengan putrimu?”

“ya” jawab lelaki itu.

Begitulah, setelah melalui pengembaraan panjang, akhirnya pemuda itu menemukan pendamping hidup yang dia impikan.

No comments: