Masalah kepercayaan diri atau orang sekarang mengatakannya Pe De adalah masalah umum yang hampir dimiliki semua orang, termasuk anak-anak. Bisa dibayangkan jika anak kita tumbuh besar disertai dengan kepercayaan diri yang rendah, tentunya ia akan menemui banyak kesulitan dan tak dapat berkembang baik.
Ambil saja sebuah contoh, dalam bergaul, dimisalkan anak memiliki perawakan yang tidak terlalu tinggi, dan karena hobby makannya tubuhnya juga sedikit maximize. Teman-temannya kemudian memberikan julukan kepadanya ‘Si buah Pear’, karena fisiknya yang memang bulat menyerupai buah Pear.
Ada dua kondisi yang akan terjadi, yang pertama jika kepercayaan diri anak Anda tinggi, ia tidak akan mudah sakit hati dan akan mencari cara bagaimana membuat julukan itu malah memberikan efek positif bagi dirinya. Namun di kasus kedua, jika ternyata anak Anda memiliki kepercayaan diri yang rendah, bisa saja tiba-tiba ia ngambek dan tidak mau lagi ke sekolah.
Ada beberapa tips untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri pada anak, seperti berikut ini :
1. Berikan sedikit pujian
Cita-cita utama anak sejak kecil adalah membahagiakan orang tua dan membuat mereka terkesan. Saat mereka melakukan hal yang baik, atau menunjukkan prestasi, berikan pujian dan tak ada salahnya memberikan hadiah kecil untuknya.
Bukan berapa harga hadiah atau pujian yang kita berikan kepadanya, tetapi bagaimana kita mampu memacu anak untuk berbuat lebih dan berusaha belajar hal-hal baru yang baik.
Cita-cita utama anak sejak kecil adalah membahagiakan orang tua dan membuat mereka terkesan. Saat mereka melakukan hal yang baik, atau menunjukkan prestasi, berikan pujian dan tak ada salahnya memberikan hadiah kecil untuknya.
Bukan berapa harga hadiah atau pujian yang kita berikan kepadanya, tetapi bagaimana kita mampu memacu anak untuk berbuat lebih dan berusaha belajar hal-hal baru yang baik.
2. Berikan tanggung jawab kecil padanya
“Bantu Mama menaburi roti ini dengan keju yuk,” katakan kepadanya saat bersama-sama di dapur membuat kue keju kesukaannya.
Hal ini mungkin terlihat sederhana dan tidak penting, tetapi coba abadikan momen wajahnya yang ceria sekaligus bangga ketika Anda menyodorkan semangkuk keju untuk ditaburkan di atas kue. Ini menunjukkan kepercayaan Anda padanya, dan ia merasa mampu untuk melakukan sesuatu yang berarti.
“Bantu Mama menaburi roti ini dengan keju yuk,” katakan kepadanya saat bersama-sama di dapur membuat kue keju kesukaannya.
Hal ini mungkin terlihat sederhana dan tidak penting, tetapi coba abadikan momen wajahnya yang ceria sekaligus bangga ketika Anda menyodorkan semangkuk keju untuk ditaburkan di atas kue. Ini menunjukkan kepercayaan Anda padanya, dan ia merasa mampu untuk melakukan sesuatu yang berarti.
3. Dengarkan pendapatnya
Mungkin pendapat anak-anak kurang mendalam dan jauh, berbeda dengan orang dewasa yang dapat berpikir dari segala sisi.
Tetapi bukan berarti pendapatnya harus selalu diabaikan. Berikan sedikit keleluasaan dan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat. “Adik, Mama lebih cantik pakai baju yang merah atau biru sih?” atau “Sayang, enaknya papa dikasih kado apa ya?”
Mungkin pendapat anak-anak kurang mendalam dan jauh, berbeda dengan orang dewasa yang dapat berpikir dari segala sisi.
Tetapi bukan berarti pendapatnya harus selalu diabaikan. Berikan sedikit keleluasaan dan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat. “Adik, Mama lebih cantik pakai baju yang merah atau biru sih?” atau “Sayang, enaknya papa dikasih kado apa ya?”
Biarkan mereka memberikan jawaban sesuai pendapat mereka, kemudian ajarkan mereka untuk mengembangkan pemikiran dengan menyediakan waktu untuk membahas pendapat mereka dengan bahasan yang ringan. Pancing si dia untuk berpikir lebih jauh, sekaligus asah kemampuan logikanya.
4. Jangan pernah memaki anak-anak
“Dasar bodoh…”, “Dasar pemalas…”, “Dasar tukang ngompol…”, “Memang monster kecil kamu!”
Oh No…No…Big No………., hindari dan buang jauh-jauh semua judgement ini.
Sekalipun ia telah melakukan kesalahan atau kenakalan, jangan pernah sekali-kali memaki si dia. Mengapa? Ini akan membuat dirinya semakin kecil dan menganggap dirinya memang buruk. Anak Anda hebat jika Anda mampu memberikan motivasi pada mereka, karena Anda juga orang tua yang hebat.
“Dasar bodoh…”, “Dasar pemalas…”, “Dasar tukang ngompol…”, “Memang monster kecil kamu!”
Oh No…No…Big No………., hindari dan buang jauh-jauh semua judgement ini.
Sekalipun ia telah melakukan kesalahan atau kenakalan, jangan pernah sekali-kali memaki si dia. Mengapa? Ini akan membuat dirinya semakin kecil dan menganggap dirinya memang buruk. Anak Anda hebat jika Anda mampu memberikan motivasi pada mereka, karena Anda juga orang tua yang hebat.
5. Ajak anak bermain
Kesibukan Anda di luar rumah mungkin menyita sebagian besar waktu Anda. Akhirnya anak-anak Anda sibuk bermain sendiri atau bersama pengasuhnya. Susun jadwal, usahakan selama 1 atau 2 jam Anda menemaninya bermain setiap hari. Kedekatan Anda pada mereka akan membuat mereka merasa diperhatikan, bahkan di saat mereka bermain. Ingat, bermain sangat penting bagi anak-anak meningkatkan kemampuan imajinasinya. Jangan paksakan mereka terus menerus belajar dari buku. Bermain sama pentingnya dengan belajar di sekolah.
Kesibukan Anda di luar rumah mungkin menyita sebagian besar waktu Anda. Akhirnya anak-anak Anda sibuk bermain sendiri atau bersama pengasuhnya. Susun jadwal, usahakan selama 1 atau 2 jam Anda menemaninya bermain setiap hari. Kedekatan Anda pada mereka akan membuat mereka merasa diperhatikan, bahkan di saat mereka bermain. Ingat, bermain sangat penting bagi anak-anak meningkatkan kemampuan imajinasinya. Jangan paksakan mereka terus menerus belajar dari buku. Bermain sama pentingnya dengan belajar di sekolah.
6. Panggil namanya bukan julukan
Ketika ia lahir, Anda sebagai orang tua menyiapkan nama. Tetapi kemudian nama itu jarang digunakan, kita lebih nyaman memberikan nama julukan yang dianggap lucu. Hmmm………………sepertinya kita harus mulai mengubah kebiasaan ini. Panggilan sayang mungkin memang menarik. Tetapi, buat mereka bangga dengan nama yang Anda berikan. Tentunya di balik nama itu ada arti dan harapan bukan?
Ketika ia lahir, Anda sebagai orang tua menyiapkan nama. Tetapi kemudian nama itu jarang digunakan, kita lebih nyaman memberikan nama julukan yang dianggap lucu. Hmmm………………sepertinya kita harus mulai mengubah kebiasaan ini. Panggilan sayang mungkin memang menarik. Tetapi, buat mereka bangga dengan nama yang Anda berikan. Tentunya di balik nama itu ada arti dan harapan bukan?
7. Cermati bakatnya
Tidak harus melulu kita memberikan anak les privat pelajaran sekolah, ah sungguh membosankan. Kenali bakatnya, apa kesukaan mereka, apakah mereka suka bermain di air? Apakah mereka suka melukis, atau mereka suka menari? Cari kelas menarik bagi mereka dan biarkan mereka mengembangkan bakatnya. Kemampuan lebih dari sekedar pelajaran sekolah akan semakin membuat mereka pede. Lihat saja contoh-contoh yang telah berhasil, seperti Agnes Monica, Sherina, atau Amanda
Tidak harus melulu kita memberikan anak les privat pelajaran sekolah, ah sungguh membosankan. Kenali bakatnya, apa kesukaan mereka, apakah mereka suka bermain di air? Apakah mereka suka melukis, atau mereka suka menari? Cari kelas menarik bagi mereka dan biarkan mereka mengembangkan bakatnya. Kemampuan lebih dari sekedar pelajaran sekolah akan semakin membuat mereka pede. Lihat saja contoh-contoh yang telah berhasil, seperti Agnes Monica, Sherina, atau Amanda
8. Jadilah teladan bagi mereka
“Sayang ayo mandi, sudah sore lho…” sedangkan Anda sendiri masih asyik menonton tayangan gosip di televisi dan enggan beranjak untuk mandi. Anda tentu tidak menyadari hal ini bukan? Sebelum menyuruh anak-anak untuk berbuat sesuatu, berikan contoh terlebih dahulu bagi mereka, niscaya mereka akan mengikutinya. Anak-anak memang sangat mengagumi orang tuanya, jadi apa yang dilakukan orang tua, mereka anggap sebagai teladan dan contoh yang harus ditiru.
“Sayang ayo mandi, sudah sore lho…” sedangkan Anda sendiri masih asyik menonton tayangan gosip di televisi dan enggan beranjak untuk mandi. Anda tentu tidak menyadari hal ini bukan? Sebelum menyuruh anak-anak untuk berbuat sesuatu, berikan contoh terlebih dahulu bagi mereka, niscaya mereka akan mengikutinya. Anak-anak memang sangat mengagumi orang tuanya, jadi apa yang dilakukan orang tua, mereka anggap sebagai teladan dan contoh yang harus ditiru.
Wah, mulai sekarang tampaknya Anda juga tidak bisa bermalas-malasan lagi. Ya! Jangan mau kalah dengan anak-anak, berikan mereka contoh terbaik. Jadilah pahlawan bagi anak-anak Anda. Dan kelak, mereka yang akan menjadi pahlawan bagi Anda.
No comments:
Post a Comment