Sebuah keluarga melakukan wisata darat. Setelah melaksanakan shalat
‘Ashar, mereka duduk untuk menyantap makanan. Di saat mereka sedang
menikmati santapan itu, tiba-tiba seorang bayi berumur sekitar satu
setengah tahun atau dua tahun merangkak di bawah ketiak di antara dua
orang yang sedang maklan dan ikut menyantap hidangan tersebut.
Mereka semua merasa aneh dengan bayi yang tidak diketahui darimana
arah datangnya itu. Mereka saling bertanya-tanya, “Dari mana datangnya
bayi itu? Dimana keluarganya?” sementara si bayi dengan santai terus
menyantap makanan itu dengan lahapnya.
Sang nenek yang ada di antara keluaga itu merasa kasihan dan menyuapi
serta memberi minum bayi tersebut. Salah seorang mereka pergi ke
sana-kemari mencari di mana keluarga si bayi, namun ia tidak menemukan
adanya jejak si bayi di sana. Sebahagian berkata, “Mungkin dia ini
adalah anak jin yang berbentuk manusia.” Mereka meminta agar si nenek
membiarkan bayi itu. Hanya saja si nenek enggan memberikannya dan terus
menjaganya sampai ada seseorang yang datang mengambilnya.
Matahari mulai terbenam, keluarga tersebut bersiap-siap untuk pulang
ke rumah, sedang si bayi tertidur pulas setelah kenyang makan dan minum.
Si nenek berkata, “Bayi itu akan kita bawa bersama kita.” Namun anggota
keluarga yang lain menolaknya, mereka berkata, “Ia sudah makan dan
minum lantas apa lagi yang ia inginkan, mungkin nanti keluarganya datang
mencarinya atau mungkin ia anak jin. Bagaimana mungkin kita membawanya
ke rumah.?”
Si nenek mulai memahami ucapan anak-anaknya. Mereka berkata lagi,
“Kita akan laporkan berita ini kepada polisi, sebab ini urusan mereka.”
Kemudian dengan perasaan sedih si nenek mempersiapkan tempat tidurnya
yang empuk lalu menyelimutinya. Mengapa mereka meninggalkannya sendiri
di lapangan seperti ini.?
Di tengah perjalanan mereka singgah di kantor polisi dan melaporkan
tentang bayi dan tempatnya. Salah seorang anggota keluarga berkata,
“Besok saya akan pergi bersama kalian, karena sekarang sudah malam aku
tidak dapat menandai tempat itu dengan tepat.” Polisi mengucapkan terima
kasih kepada keluarga tersebut terutama kepada anggota keluarga yang
mau menemani mereka ke tempat bayi tersebut.
Pada pagi harinya, salah seorang anggota keluarga itu datang dan
pergi besama polisi ke tempat bayi itu. Mereka menemukan bayi sedang
tertidur pulas sebagaimana ketika mereka tinggalkan kemarin. Polisi
mencari dengan mobil di sekitar tempat bayi tersebut ke sana kemari dan
menelusuri jejak rangkakan bayi hingga jarak yang cukup jauh.
Polisi melihat sesuatu… apa yang mereka lihat? Mereka melihat sebuah
mobil terbalik beberapa kali sementara pengemudi dan wanita di
sampingnya (isterinya) tewas. Kemudian mereka mengeluarkan kedua jenazah
tersebut.
Kelihatannya kejadian yang menimpa keluarga ini terjadi beberapa hari
yang lalu, sementara si bayi dengan takdir Allah SWT berhasil selamat.
Ketika mobil terbalik, si bayi terlempar dan merangkak hingga menemui
keluarga yang telah menyelamatkannya -atas izin Allah- dari kematian.
Polisi mengambil bayi dan jenazah kedua orang tuanya tersebut dan menyerahkannya kepada keluarganya yang masih hidup.
(SUMBER: Serial Kisah Teladan: Kumpulan Kisah-Kisah Nyata karya
Muhammad bin Shalih al-Qahthani, Juz II, hal.10-12, Penerbit DARUL HAQ,
Telp.021-4701616, sebagai yang dinukil pengarangnya dari buku Sawalif
al-Majalis, juz III, Sulaiman bin Ibrahim ath-Thamy –dengan sedikit
perubahan redaksi-)
No comments:
Post a Comment