Monday, September 14, 2015

Bullying Sebabkan 65 % Penderita Gangguan Makanan

Anti bullying campaign
Masalah bullying yang kerap terjadi di lingkungan ternyata memiliki dampak sangat luas. Tidak hanya berdampak buruk pada kecerdasan dan emosional. Menurut sebuah survei 65% masalah gangguan makan juga merupakan efek bullying.
Boleh dibilang bullying atau pelecehan merupakan masalah umum yang terjadi hampir di seluruh dunia. Meski paling banyak terjadi di sekolah-sekolah, namun bullying juga kerap terjadi di lingkungan kantor hingga rumah.

Sudah banyak yang membahas dampak dari tindak kekerasan ini. Fakta terbaru, bullying ternyata menyumbang sekitar 65% terhadap kondisi gangguan makan seseorang.
Fakta ini diungkapkan oleh B-eat, badan Eating Disorder Charity dari Inggris yang mengungkapkan bullying menyumbang sebesar 65% dari penyebab gangguan makan. Survei tersebut juga menemukan fakta bahwa 49% dari korban berumur kurang dari 10 tahun ketika mereka mulai mengalami pelecehan.
Hampir sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa efek pelecehan tersebut tetap dapat dirasakan meski mereka telah berusia 40 atau 50 tahun. Hanya sekitar 22% dari korban yang benar-benar mendapatkan bantuan dari seseorang untuk mengatasi tindak kekerasan tersebut.
Menurut pengakuan Cathy (46) dari Derbyshire, ia mulai diintimidasi dari usia 12 tahun oleh seorang guru serta teman-temannya. “Bullying membuat saya kehilangan kepribadian saya yang ceria, rasa percaya diri serta harga diri hingga ke titik terendah. Sepanjang waktu saya terlalu takut untuk pergi keluar dan merasa sangat terisolasi. Itu adalah pengalaman traumatis dan saya tidak akan pernah melupakan perasaan putus asa dan kesepian,” jelasnya kepada B-eat seperti yang dikutip dari Huffingtonpost.
B-eat Executive Officer, Susan Ringwood mengatakan, “Semua bullying menurunkan harga diri dan membuat seseorang jadi rendah diri, hal itu telah terbukti meningkatkan risiko gangguan makan. Bullying dapat disebabkan dari bentuk tubuh, berat badan, ukuran badan, dan hal-hal yang berhubungan dengan fisik. Kami menyerukan bahwa menggoda seseorang tentang bentuk fisik mereka merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima dalam lingkungan sosial begitu juga komentar negatif tentang ras, seksualitas, etnis, atau agama.”
Untuk mengatasinya semua instansi baik sekolah maupun lingkungan kerja harus memiliki kebijakan anti-bullying. Apalagi gangguan makan merupakan salah satu masalah serius yang harus diatasi.
Sumber: detik.com

No comments: