Di hari raya, ada pendidikan keislaman yang sangat baik dilakukan.
Biasanya kita akan mengisi hari-hari lebaran dengan mengunjungi saudara,
sanak kerabat kita. Banyak keutamaan silaturahim.
Seorang anak melihat orangtua bersikap baik kepada neneknya,
pamannya, dan lainnya. Maka dia akan terdorong untuk melakukan yang
sama. Itulah gaya pendidikan nabawi yang mengutamakan keteladanan, dan
mempraktekkan sebuah nilai.
Ramadhan dan silaturahim ternyata memiliki hubungan yang sangat
jelas. Ramadhan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
Taala. Sementara silaturahim termasuk konsekwensi keimanan. Rasulullah
saw. bersabda:
وَمَن كانَ يؤمنُ باللهِ واليومِ الآخِرِ فليصل رحمه
“Orang yang beriman kepada Allah Taala dan Hari Akhir, maka hendaknya dia menyambung hubungan kekerabatannya.”[Bukhari-Muslim].
Orang mengaku beriman, tapi memutus hubungan dengan kerabatnya maka
ada masalah dengan keimanannya. Dia tidak akan mendapatkan keutamaan
silaturahim.
Iman bukan hanya ada dalam ibadah
Karena memang kesalihan kita dalam beragama tidak terlihat hanya
ketika berada di masjid, tapi lebih terlihat lagi ketika kita di
masyarakat. Rasulullah saw. bersabda, “Agama adalah nasihat”, “Agama adalah akhlak mulia”, “Agama adalah interaksi sosial”, dan sebagainya.
Kalau hati penuh keimanan, pasti akan melimpahkan kebaikan kepada
orang lain. Mengupayakan orang lain untuk merasakan nikmat serupa. Iman
adalah akidah plus amal. Ada bagian yang tersembunyi, ada bagian yang
nampak. Ibarat pohon, ada akar ada buahnya.
Iman akan menghasilkan buah, “Pohon itu memberikan buahnya pada
setiap musim dengan seizin Tuhannya.” [Ibrahim: 25]. Keutamaan
silaturahim ternyata sangat besar.
Apa yang harus dilakukan dalam silaturahim?
Hubungan seorang Muslim dengan lainnya orangtua (birrul walidain), sesama kerabat (silaturahim), sesama Muslim (ukhuwah islamiyah), dan sesama manusia (ta’aruf).
Ternyata hubungan kita dengan kerabat adalah hubungan yang sangat
khusus. Hak kewajibannya pun tentu lebih banyak dari yang lain.
Apa yang kita lakukan hingga mendapatkan keutamaan silaturahim?
Silaturahim adalah menyambung hubungan baik dengan kerabat-kerabat kita.
Kita lakukan dengan tafaqud (mengetahui keadaan mereka), ziyarah (mengunjungi mereka), musa’adah (membantu mereka), dan da’wah (mengajak mereka kepada kebaikan).
Kenapa harus ada dakwah dalam silaturahim? Saling memperhatikan dan
membantu sesama kerabat sebenarnya bisa terjadi hanya karena dasar
kekeluargaan. Tapi Islam memerintahkannya, bahkan termasuk perintah yang
sangat penting, maka kepentingan yang bersifat agama harus ada dalam
silaturahim. Dakwah harus terwujud dalam menjalankan silaturahim.
Apalagi prinsip dalam berdakwah adalah mendahulukan kerabat terdekat dulu.
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” [Asy-Syuara: 214].
Kita pasti canggung mengajak orang yang tak kita kenal untuk bersama
pergi ke masjid. Tapi alangkah elegennya mengajakkan hal itu kepada
saudara, sepupu, dan lainnya. Ajakan tersebut tentu akan lebih mudah
lagi dilakukan saat sudah memberikan banyak kebaikan kepadanya
sebelumnya.
Oleh karena itu, Allah Taala menyediakan pahala yang sangat luar
biasa kepada amalan yang berefek kebaikan kepada orang lain ini.
لأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخٍ لِي فِي حَاجَةٍ
أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ شَهْرًا فِي مَسْجِدِي هَذَا ،
وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ فِي حَاجَةٍ حَتَّى يَقْضِيَهَا
ثَبَّتَ اللَّهُ قَدَمَيْهِ يَوْمَ تَزُولُ الأَقْدَامُ
“Sungguh aku berjalan membantu saudaraku menyelesaikan urusannya
lebih aku senangi daripada beri’tikaf di masjidku ini selama sebulan.
Orang yang berjalan bersama saudaranya dalam menyelesaikan urusannya
hingga selesai, maka Allah Taala akan meneguhkan dirinya pada hari
kiamat saat banyak orang terjatuh.” [Thabrani]
Diluaskan rezeki karena silaturahim
Keutamaan silaturahim yang sangat populer. Ini adalah salah satu
kunci yang Allah Taala kabarkan kepada kita untuk mendapatkan keluasan
rezeki. Bahwa rezeki memang sudah dicatat Allah Taala, tapi di antara
faktor dicatatnya rezeki yang banyak adalah melakukan silaturahim. Iya,
menyambung hubungan kekerabatan dengan memperhatikan keadaan mereka,
mengunjungi mereka, membantu mereka yang membutuhkan, dan jangan lupa
memperhatikan keshalihan mereka.
من أحب أن يبسط له في رزقه، وينسأ له في أثره فليصل رحمه
“Orang yang ingin diluaskan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah hubungan kekerabatannya.” [Bukhari Muslim].
يا بن آدم، أنفقْ أُنفِقْ عليك
“Wahai manusia, berinfaklah engkau kepada orang lain, maka aku pun akan berinfak kepadamu.” [Bukhari Muslim].
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda bahwa Allah Taala akan
selalu menolong hamba-Nya yang lemah. Ketika kita bersama orang yang
lemah, maka kita pun akan turut ditolong oleh Allah Taala.
إنما تنصرون بضعفائكم
“Kalian itu hanya ditolong karena adanya orang-orang lemah di antara kalian.” [Thabrani]
Panjang umur karena silaturahim
Siapa yang tidak mau keutamaan silaturahim yang satu ini? Panjang
umur bisa bermakna kuantitas, sehingga jumlah tahun hidup seseorang
menjadi panjang. Bisa juga bermakna kualitas dan keberkahan hidup kita.
Ada ulama-ulama dengan keberkahan umur yang luar biasa. Imam Nawawi
hanya berumur kurang dari 50 tahun. Puluhan bahkan mungkin ratusan buku
karya Imam Nawawi dalam banyak bidang. Fikih, hadits, akidah, bahasa,
dan sebagainya. Banyak di antara bukunya yang hingga saat ini menjadi
pegangan utama para ulama. Ada juga karya beliau yang orang awam pun
menjadikan pegangan hariannya. Keutamaan silaturahim.
Hal yang sama dialami oleh Imam Syafi’I yang juga berumur kurang dari
50 tahun. Tapi mazhab fikih beliau menjadi pedoman mayoritas terbesar
umat Islam dunia. Fikih dan Ushul Fikih beliau menjadi pedoman para
ulama bahkan imam dalam berijtihad. Memberikan kemudahan yang demikian
besar kepada umat Islam dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam.
Masalah keberkahan hidup adalah hal yang tidak bisa dipungkiri. Ada
orang umurnya pendek tapi kontribusinya bisa bertahan berabad-abad. Tapi
ada juga orang yang berumur panjang tapi namanya terkubur bersama
jasadnya. Langsung dilupakan. Keutamaan silaturahim.
Hal ini mungkin bisa diibaratkan dengan adanya sebuah toko yang buka
selama 1 jam saja, tapi bisa menghasilkan 10 juta. Di saat yang sama,
toko sebelah buka seharian, dan hanya menghasilkan 1 juta. Beda sekali, kan ya?
Walaupun alangkah baiknya kalau digabungkan keduanya seperti hadits Nabi
خيركم من طال عمره وكثر عمله
“Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya, dan baik amalannya.” [As-Suyuthi].
Terhapus dosa karena silaturahim
Dosa kita demikian banyak. Harus banyak juga amalan penghapusnya yang
kita kerjakan. Maka bersilaturahim adalah salah satu pilihannya.
أتى النبي صلى الله عليه وسلم رجل فقال:
يا رسول الله أذنبت ذنباً كبيراً فهل لي من توبة ؟ فقال له رسول الله صلى
الله عليه وسلم: ألك والدان ؟ قال: لا، قال: ألك خالة ؟
“Ada seseorang mendatangi Rasulullah saw., dan bertanya, “Ya
Rasulullah, aku telah melakukan dosa besar, akan aku diampuni Allah?”
Maka Rasulullah saw. bertanya, “Apakah engkau masih memiliki kedua
orangtua?” Orang itu menjawab, “Tidak.” Rasulullah saw. kembali
bertanya, “Apakah engkau memiliki bibi?” [Thabrani].
Dimudahkan hisab di Hari Akhirat karena silaturahim
Siapa yang tidak tegang menunggu bagaimana suasana ditanyai Allah
Taala tentang apa yang telah dilakukan selama hidupnya? Orang yang
selamat dalam hisab, akan selamat seterusnya. Sebaliknya pun demikian.
Banyak orang tidak selamat dalam fase ini. Bahkan disabdakan
Rasulullah saw. bahwa orang yang paling awal celaka dalam fase ini
adalah orang yang mati syahid, orang yang belajar ilmu agama, orang yang
banyak bersedekah. Yaitu karena mereka melakukan itu semua tidak ikhlas
untuk Allah Taala. Ketidakikhlasan mereka itu terungkap dalam fase
hisab.
ثلاث من كن فيه حاسبه الله حساباً يسيراً
وأدخله الجنة برحمته. قال: ما هن يا رسول الله ؟ بأبي أنت وأمي. قال: تعطي
من حرمك، وتصل من قطعك، وتعفو عمن ظلمك. قال: فإذا فعلت هذا يدخلك الله
الجنة
“Ada tiga hal yang jika dimiliki seseorang, maka dia akan dihisab
Allah Taala dengan hisab yang mudah. Para sahabat bertanya, “Apa tiga
hal itu, Ya Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Engkau memberi orang
yang tidak mau memberimu. Engkau menyambung hubungan dengan kerabat
yang memutusnya denganmu. Engkau memaafkan orang yang menzalimimu. Jika
engkau lakukan, maka Allah Taala akan memasukkanmu ke dalam surga.”
[Thabrani].
Ditinggikan derajat surga karena silaturahim
Keutamaan silaturahim ini
sangat besar nilainya. Derajat surga itu sangat banyak. Semua orang
akan menyesali apa yang dilakukan dalam hidup di dunianya saat melihat
derajat surga orang lain.
ألا أدلكم على ما يرفع الله به الدرجات ؟
قالوا: نعم يا رسول الله. قال: تحلم عن من جهل عليك، وتعفو عمن ظلمك، وتعطي
من حرمك، وتصل من قطعك
“Maukah kalian aku beritahu amalan yang bisa meningkatkan derajat
surga kalian?” Para sahabat menjawab, “Iya, Ya Rasulullah.” Rasulullah
saw. berkata, “Engkau bersabar kepada orang yang berbuat jahat kepadamu,
engkau memaafkan orang yang menzalimimu, engkau memberi orang yang
tidak mau memberimu, dan engkau menyambung hubungan kekerabatan dengan
orang yang memutuskannya denganmu.” [Bazar].
Hal itu karena memperlakukan orang lain dengan serupa bukan akhlak mulia seorang mukmin
ليس الواصلُ بالمكافئ، ولكن الواصلُ مَنْ إِذا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Orang silaturahim bukanlah orang yang membalas serupa. Orang yang
bersilaturahim adalah orang yang jika orang lain memutus hubungannya,
dia kembali menyambungnya.” [Bukhari].
Semoga kita semua dimudahkan Allah Taala untuk menyambung hubungan
dengan kerabat-kerabat kita, mendapatkan keutamaan silaturahim yang
ternyata sangat besar. Terutama di hari raya ini. (sof1/www.mukjizat.co)
No comments:
Post a Comment