Biografi Top Ittipat. Kerja keras tak akan pernah mengkhianati hasil, hal itulah yang sudah dibuktikan oleh Top Ittipat, Seorang Milyuner Muda asal Thailand seperti Mark Zuckerberg Sang Pendiri Facebook yang mempunyai semangat pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan. Top Ittipat sangat sukses dalam mengembangkan usahanya yaitu Tao Kae Noi atau Cemilan Rumput Laut Goreng.
Nama : Aitthipat Kulapongvanich
Sapaan : Top Ittipat / Tob
Lahir : Thailand, 24 November 1984
Orang Tua : Woraset Kulapongvanich
Istri : Prapatsorn Wiriyakitnukul
Dikenal : Pengusaha Cemilan Rumput Laut ‘Tao Kae Noi’
Bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich atau Top Ittipat, ia dilahirkan pada tahun 1984 di Thailand.
Sapaan : Top Ittipat / Tob
Lahir : Thailand, 24 November 1984
Orang Tua : Woraset Kulapongvanich
Istri : Prapatsorn Wiriyakitnukul
Dikenal : Pengusaha Cemilan Rumput Laut ‘Tao Kae Noi’
Bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich atau Top Ittipat, ia dilahirkan pada tahun 1984 di Thailand.
Ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan biasa saja dan tidak terlalu memikirkan masa depan, tidak ada yang begitu spesial dalam dirinya sampai Tuhan benar-benar mengujinya. Seperti kebanyakan pemuda seumurannya, Top mengalami kecanduan game online saat dia berumur 16 tahun pada tahun 2004 disaat masih bersekolah di SMA dan membuatnya menelantarkan sekolahnya.
Kaya Dari Bermain Game
Bukan satu hal yang baik tentu saja tapi perkenalan dunia bisnis justru dimulai dari sini. menghasilkan banyak uang dari game tersebut dari penjualan senjata-senjata digame tersebut. Uang yang didapatkan begitu banyak hingga bisa beli mobil dan hal-hal yang di inginkan seperti Play Station 2, Dengan bisnisnya ini dia bahkan meraih penghasilan mencapai 1 juta Baht.
Ia dapat membeli sebuah mobil seharga 600 Baht (sekitar 200 juta rupiah). kehidupan top bisa dibilang boros. Para pembelinya adalah sesama pecinta game online dan ada juga yang berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis ilegal maka sudah pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya di blok karena diketahui melakukan transaksi jual beli. Disisi lain orang tuanya sedang mengalami masalah finansial dan terlilit hutang sangat banyak namun masih berusaha untuk membiayai biaya Top kuliah tetapi ia menolak.
Akhirnya dia bisa kuliah tapi dengan mencuri jimat milik ayahnya dan digadaikan. Disaat yang bersamaan bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan dan disaat yang bersamaan pula karena kemalasannya di sekolah selama ini Top tidak berhasil masuk kuliah perguruan tinggi negeri. Ia pun harus masuk Universitas Swasta. Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player tapi ia ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya ternyata barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top juga berusaha mencari pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak bank tak begitu saja menyetujuinya.
Mencoba Berbisnis
Di titik inilah Top mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Di titik yang sama ini jugalah, Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia bisnis. Hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta Baht semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank. Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras hati
Berjualan Kacang
Suatu ketika Top berjalan-jalan kesebuah pameran dan melihat ada sebuah alat untuk menggoreng kacang kemudian terpikir untuk berjualan kacang. Top lalu menyewa alat tersebut dengan harga 10.000 bath perbulan, disini keberanian Top terlihat. Kemudian dia membuka toko kacang di Mall bersama pamannya. Disini perjuangan Top dimulai untuk dapat membuat kacang yang enak dia bertanya kepada tukang kacang dijalanan bagaimana caranya membuat kacang yang enak.
Namun walaupun dia berhasil membuat kacang yang enak, dagangan tetap tidak laku sehingga membuat Top sedikit frustasi dan mencoba beberapa cara agar tidak laku. Suatu ketika Top berjalan kesebuah pasar tradisional dan mendapatkan beberapa inspirasi seperti memberikan diskon dan lokasi sangat menentukan bisnis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk.
Suatu ketika Top berjalan-jalan kesebuah pameran dan melihat ada sebuah alat untuk menggoreng kacang kemudian terpikir untuk berjualan kacang. Top lalu menyewa alat tersebut dengan harga 10.000 bath perbulan, disini keberanian Top terlihat. Kemudian dia membuka toko kacang di Mall bersama pamannya. Disini perjuangan Top dimulai untuk dapat membuat kacang yang enak dia bertanya kepada tukang kacang dijalanan bagaimana caranya membuat kacang yang enak.
Namun walaupun dia berhasil membuat kacang yang enak, dagangan tetap tidak laku sehingga membuat Top sedikit frustasi dan mencoba beberapa cara agar tidak laku. Suatu ketika Top berjalan kesebuah pasar tradisional dan mendapatkan beberapa inspirasi seperti memberikan diskon dan lokasi sangat menentukan bisnis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk.
Kemudian Top bersikeras meminta pindah tempat ke bagian depan Mall dan terlihat bahwa kacang goreng semakin laku keras kemudian ia membuka beberapa cabang, Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat ia mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mall juga membatalkan kontrak kedainya.
Berbisnis Rumput Laut Goreng
Dititik ini Top hampir putus asa. Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China. Top tetap berkeras untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis jual kacang, Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng. Makanan cemilan yang kekasihnya berikan. Setelah itu dia mendapatkan inspirasi untuk membuat rumput laut goreng. Ia pun membeli beberapa rumput laut namun basi dalam waktu 1 minggu, ini membuatnya bertanya-tanya dan mendatangi professor dibidang pangan untuk menyelesaikan masalah ini. Profesor tersebut berhasil membantu Top membuat makanan agar tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen.
Kegagalan Demi Kegagalan
Kemudian tantangan berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabiskan lebih dari 100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai semua rumput lautnya habis. Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang.
Inspirasi datang ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan metode yang pernah di ajarkan ketika di tempat kursus yang di pilih ayahnya. Sebelumnya ayahnya terpakasa memasukan Top mengikuti kursus bisnis karena tidak sanggup masuk di perguruan tinggi karena alasan biaya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara.
Kemudian tantangan berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabiskan lebih dari 100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai semua rumput lautnya habis. Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang.
Inspirasi datang ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan metode yang pernah di ajarkan ketika di tempat kursus yang di pilih ayahnya. Sebelumnya ayahnya terpakasa memasukan Top mengikuti kursus bisnis karena tidak sanggup masuk di perguruan tinggi karena alasan biaya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara.
Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan. Top hampir-hampir saja putus asa dan memutuskan untuk berangkat ke China tapi sebelum itu terjadi Top melakukan usaha terakhirnya demi memenuhi syarat dari pihak 7-Eleven dan upaya penghabisannya kali ini tidak sia-sia. Kesulitan yang ada mulai dari inovasi untuk kemasan produknya sampai Top juga diharuskan memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar.
Kesuksesan Itu Datang
Dengan susah payah semuanya dapat terpenuhi. Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa, yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya.
Top Ittipat di usianya yang ke 26 tahun, ia sudah memiliki 2500 karyawan dan mengirim ke 6000 cabang 7-Eelven seluruh dunia dan mengekspor camilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk Indonesia. Top telah memiliki lahan perkebunan rumput laut di Korea Selatan dan pendapatannya mencapai 1.5 Milliar Bath (450 Milliar Rupiah) per tahun.
Top Ittipat ini telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand. Top ittipat membawa kesuksesannya dengan berkorban jiwa, raga, waktu, kesenangan jadi gamer, termasuk berkorban cinta terhadap kekasihnya. Bahkan kisah suksesnya juga diangkat kedalam film layar lebar berjudul Top Secret : The Billionaire yang mengisahkan bagaimana Top Ittipat berjuang jatuh bangun membangun usahanya.
www.biografiku.com
No comments:
Post a Comment