Seorang anak 10 tahun bernama
Putra, pada suatu malam akan menonton sirkus bersama ayahnya. Ketika
tiba di loket, dia dan ayahnya antre di belakang rombongan keluarga
besar yang terdiri dari bapak, ibu, dan empat orang anaknya.
Dari pembicaraan yang terdengar, Putra
tahu bahwa bapak dari ke-4 anak tadi telah bekerja ekstra untuk dapat
mengajak anak-anaknya nonton sirkus malam itu. Namun ketika sampai di
loket dan hendak membayar, wajah bapak 4 anak itu tampak pucat. Ternyata
uang yang telah dikumpulkannya dengan susah payah tidak cukup, kurang
Rp 20.000.
Pasangan suami istri itu pun saling
berbisik, tentang bagaimana harus menjelaskan kepada anak-anak mereka
yang masih kecil, bahwa malam itu mereka batal nonton sirkus karena
uangnya kurang. Padahal mereka tampak begitu gembira dan sudah tidak
sabar lagi untuk segera masuk ke arena pertunjukan sirkus.
Tiba-tiba ayah Putra menyapa bapak yang
sedang kebingungan itu sambil berkata, “Maaf, Pak! Uang ini tadi jatuh
dari saku Bapak.” Kemudian, diserahkannya lembaran Rp 20.000 sambil
mengedipkan matanya dan terseyum.
Betapa takjubnya si Bapak, dengan apa
yang dilakukan ayah Putra. Dengan mata berkaca-kaca, ia menerima uang
itu dan berbisik mengucapkan terima kasih kepada ayah Putra, sambil
mengatakan betapa Rp 20.000 itu sangat berarti bagi keluarganya.
Setelah rombongan tadi masuk, Putra dan
ayahnya bergegas pulang. Mereka batal nonton sirkus, karena uang untuk
menyaksikan sirkus sudah diberikan kepada keluarga besar tadi. Tapi
Putra justru merasa sangat bahagia. Ia memang tidak dapat menyaksikan
sirkus, tetapi ia telah menyaksikan dua orang ayah yang luar biasa.
***
Teman-teman, kebahagiaan tidak hanya diperoleh ketika menerima pemberian orang lain, tetapi juga pada saat kita MAMPU MEMBERI.
Cerita di atas juga menunjukkan bagaimana menolong orang lain dengan
cara yang sangat halus, tanpa menyinggung harga diri orang yang
ditolong.
Dunia ini terus berputar. Ada kalanya
kita menolong, dan ada kalanya kita juga memerlukan pertolongan dari
orang lain. Maka, selagi masih mampu, tetap lakukan kebaikan dengan
ikhlas dan bijaksana.
No comments:
Post a Comment