Tuesday, September 9, 2014

Karakter Pintar, Cerdas, dan Jenius

            
Tahukah kamu kalau ternyata ada perbedaan yang mendasar antara, pintar atau pandai, cerdas, dan jenius? Bagi sebagian orang, mereka akan bilang bahwa ketiga hal tersebut tidak ada bedanya karena pada dasarnya ketiga hal tersebut mengarah pada suatu keadaan yang sama, yaitu di atas rata-rata. Namun, ada juga yang tidak tahu atau meraba-raba, apa sih sebenarnya perbedaan antara pintar, cerdas dan jenius? Nah, untuk itu di sini saya akan mencoba untuk menjelaskan perbedaan mengenai ketiganya dari perspektif saya karena ada beberapa perspektif yang juga mengemukakan perbedaan pintar, cerdas, dan jenius.

Untuk itu, pertama-tama saya akan menjelaskan mengenai pintar. Dalam benak kalian apakah sudah memiliki gambaran apa yang dimaksud dengan pintar? Kalian berpikir bahwa pintar itu tidak dapat dimiliki dengan begitu saja, orang yang pintar itu rajin belajar, orang yang pintar itu dianggap menguasai bidang yang dipelajarinya, dan lain-lain. Nah, dari pernyataan tersebut, berarti kita telah mengetahui bahwa orang yang pintar itu butuh yang namanya proses. Mereka butuh mempelajari sesuatu terlebih dahulu sampai mereka dapat sepenuhnya mengerti akan hal yang dipelajari itu. Dari proses yang mereka lakukan itulah akhirnya mereka mendapat ilmu yang membuat mereka dianggap pintar. Maka dari itu, orang pintar itu dapat dibentuk walaupun mulai dari nol.


Lalu, yang kedua ada cerdas. Kadang-kadang kita suka bilang si A cerdas ya daripada menggunakan kata pintar. Mengapa bisa begitu? Hal tersebut bisa terjadi misalnya ketika kita sedang mengalami kesulitan yang belum dapat menemukan penyelesaiannya. Maka, si A yang kita bilang cerdas tadi akan mampu menyelesaikan permasalahannya itu dengan kemampuannya padahal sebelumnya si A belum pernah bersentuhan langsung dengan permasalahan yang dimaksud. Jika dilihat perbedaannya dengan pintar, maka orang yang pintar akan menyelesaikan masalahnya kalau sudah melakukan proses pembelajaran terlebih dahulu, kemudian, semua yang dilakukannya dilakukan berdasarkan teori yang sudah ada dan dilakukan secara berulang-ulang. Sebaliknya, orang yang cerdas akan dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi tanpa harus bersusah-payah mengikuti pedoman yang harus dilakukan. Apa yang dilakukan oleh si A muncul begitu saja melalui pemikirannya, itu artinya cerdas yang dia miliki merupakan sifat bawaan dan bukan merupakan proses yang dibentuk seperti orang pintar. Meskipun demikian, embel-embel kata cerdas ini tidak dapat disandingkan dengan salah satu bidang ilmu tertentu, melainkan kata cerdas dipakai secara umum untuk hal yang umum, misalnya tidak mungkin ada yang bilang si A cerdas fisika, cerdas musik, cerdas ekonomi, dan lain-lain. Kata yang biasanya digunakan untuk disandingkan dengan bidang-bidang tertentu tersebut adalah pintar atau jenius. Jadi, penggunaan kata cerdas biasanya mengarah pada hal yang umum dan biasanya digunakan kepada orang yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul.


Dan, yang terakhir adalah jenius. Kata jenius ini pasti tidak asing bagi kita di mana kita sering mendengar kata jenius disandingkan dengan suatu bidang tertentu, misalnya jenius matematika, jenius musik, dan lain-lain. Kata jenius ini tidak dapat terlepas dari seorang tokoh yang namanya akan dikenal secara luas, misalnya seperti Einstein, si jenius fisika. Kenapa Einstein bisa dikatakan jenius dan bahkan namanya dikenal banyak orang hingga sekarang? Hal itu bisa terjadi karena dia adalah orang spesial yang berbeda dengan yang lainnya, di mana orang lain hanya berada pada tingkatan pintar atau rata-rata. Yang membuat Eintein berbeda adalah pemikiran yang dimiliki. Ada yang bilang bahwa jenius dan gila bedanya tipis, tetapi keduanya memiliki persamaan, yaitu sama-sama tidak dapat dimengerti oleh orang-orang pada umumnya. Maksud lainnya adalah orang lain tidak mengerti apa yang sedang dilakukan atau dipikirkan oleh orang gila atau jenius itu. Karena itu, jika ada orang yang melakukan hal-hal di luar kebiasaan yang sudah umum ada akan dianggap gila.


Namun, yang membedakan antara orang gila dan jenius terletak pada kesadaran. Jika orang gila, apa yang mereka lakukan itu di luar kesadaran mereka dan mereka tidak pernah memikirkan apa yang mereka lakukan, yang mereka tahu hanyalah mereka hanya ingin melakukan apa yang mereka ingin, jika ada orang yang mencoba menghalanginya maka orang gila tersebut akan memberontak tidak peduli orang yang mencoba mencegahnya itu siapa dan membawa apa. Nah, jika orang jenius, mereka tahu apa yang mereka lakukan dan hal itu dilakukan dalam keadaan sadar. Namun, seringkali orang jenius dianggap aneh bahkan gila karena pemikiran yang dimilikinya tidak seperti orang-orang pada umumnya. Orang lain tidak akan mengerti apa yang sedang dilakukan dan dipikirkan oleh orang jenius karena sudah beda frekuensi, maksudnya orang biasa tidak akan bisa menangkap gelombang frekuensi yang dipancarkan oleh orang jenius, karena mereka belum mampu untuk mencapainya. Misalnya, untuk mengerti suatu benda, orang jenius akan melakukan penggambaran benda tersebut dengan satu atau beberapa gambaran saja, tetapi bagi orang biasa penggambaran yang dilakukan akan dilakukan dengan banyak dan berulang hingga akhirnya mereka mengerti benda yang dimaksud. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa orang jenius tidak perlu berlama-lama dalam mengerti suatu hal dan pemikiran yang dimiliki di luar nalar orang biasa membuatnya dapat menjadi orang yang spesial dan sebagai konsekuensinya akan dikenal luas seperti apa yang terjadi pada Albert Einstein.


Setelah memaparkan ketiga hal di atas, yaitu pintar, cerdas, dan jenius, maka kita dapat menyimpulkan perbedaan mendasarnya. Orang yang pintar itu ada banyak karena orang yang pintar dapat dibentuk di mana ketika seseorang dengan rajin mempelajari sesuatu dan hal itu dilakukan secara terus-menerus maka tak heran jika orang tersebut akan menjadi ahli mengenai apa yang telah dipelajarinya secara terus-menerus itu. Lain halnya dengan cerdas. Cerdas adalah sifat bawaan dari lahir yang dimiliki oleh seseorang. Tanpa belajar secara terus-menerus seperti yang dilakukan oleh orang pintar, orang cerdas akan dapat menyerap yang dipelajari dengan mudah dan dapat menggunakan kecerdasannya di setiap saat tanpa harus mengerti terlebih dahulu apa yang sedang dihadapinya di mana orang pintar perlu memperlajari secara terus-menerus mengenai apa yang sedang dihadapinya dan keputusan yang diambil pun akan seperti orang-orang pada umumnya.


Untuk lebih mudahnya, orang cerdas akan menemukan jawaban mirip dengan teori seperti yang telah dipelajari oleh orang pintar atau bahkan di luar itu tanpa harus mempelajarinya terlebih dahulu seperti orang pintar membutuhkan proses belajar tersebut. Kemudian yang terakhir, sebenarnya apa sih perbedaan mendasar antara cerdas dan jenius? Mengapa saya hanya akan menyimpulkan perbedaan antara cerdas dan jenius, karena di bagian sebelumnya telah cukup jelas perbedaan antara pintar dan jenius, jadi untuk yang terakhir saya hanya akan menjelaskan perbedaan cerdas dan jenius. Menurut saya, perbedaan cerdas dan jenius terletak juga pada pemikirannya. Jika orang cerdas, pemikiran hasil penyelesaiannya berupa hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang pada umumnya dan mereka dapat menerimanya sebagai suatu hal yang brilian, makanya orang itu disebut cerdas.


Sedangkan orang jenius, hasil pemikirannya masih belum dapat diterima oleh orang-orang pada umumnya dan bahkan ditolak. Namun, setelah orang jenius ini tanpa putus asa berada dalam dunia pemikirannya sendiri sehingga barulah hasil kerjanya dihargai dan dimengerti orang lain, orang itu akan disebut jenius. Kemudian, penggunaan kata cerdas menjadi bersifat umum dan biasanya digunakan pada penyelesaian suatu masalah, sedangkan penggunaan kata jenius akan digunakan pada suatu bidang tertentu, seperti jenius musik. Sehingga, orang jenius akan menjadi fenomenal karena hanya sedikit orang-orang yang mendapat predikat jenius dan hal itu hanya digunakan pada bidang tertentu, tetapi orang cerdas menjadi tidak tampak seperti orang-orang jenius karena mereka mengerti suatu hal hanya secara umum dan tidak mendalam seperti orang jenius. Dari pemaparan perbedaan antara cerdas dan jenius, saya memiliki pandangan bahwa jenius merupakan evolusi dari cerdas karena di mana terdapat penambahan dan peminatan yang menjadikan orang jenius lebih dari sekedar cerdas. Orang yang jenius selain memiliki sifat bawaan yang cerdas, mereka mencoba untuk berpikir tidak seperti orang pada umumnya dan ketika menemukan hal yang menarik perhatiannya, hal tersebut akan didalaminya dengan sungguh-sungguh dengan berdasar pada kecerdasan yang dimiliki dan pemikiran yang dikembangkannya sendiri jadilah dia menjadi orang jenius yang jalan pikirannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain.


Cukup sekian dulu penjelasan dari saya mengenai perbedaan pintar, cerdas, dan jenius. Meskipun tampaknya terlihat sepele karena semuanya hampir mirip, tetapi setelah saya mencoba menganalisis perbedaannya melalui perspektif saya, menjadi seperti itu. Semoga pemaparan dari saya dapat membantu untuk lebih mengerti dan memahami perbedaan dari ketiganya dilihat dari perspektif yang lain.

No comments: