Sunday, August 24, 2014

Bermain sambil Belajar



Bila kita ditanya tentang masa kanak-kanak tentu kita akan dengan suka cita menceritakan berbagai pengalaman menyenangkan yang pernah dialami. Semuanya begitu indah dan menyenangkan. Mengapa demikian? Karena masa kanak-kanak adalah masa bermain. Hampir atau bahkan semua aktivitas anak-anak adalah bermain!

“Bermain adalah hal yang sangat menyenangkan”. Itu bukan pernyataan seorang anak kecil saja, tapi pengakuan jujur setiap individu manusia; dari anak-anak hingga dewasa terhadap bermain. Lantas mengapa masih saja banyak orang dewasa yang menilai bermain adalah aktivitas membuang-buang waktu bagi nak-anak?. Banyak dari orang tua yang lebih suka melihat anaknya belajar dengan duduk rapih tanpa keributan, daripada bergerak (moving) dan bersuara (noice). Padahal bila mereka tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa disebut bemain) adalah suatu cara belajar anak yang paling efektif. Karena (seperti ungkapan di atas) bermain adalah hal yang menyenangkan. Melalui permainan anak akan mengalami rasa bahagia, dan dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi dalam membentuk sinapsis-sinapsis baru (ikatan memori). Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah dan cepat mempelajari sesuatu melalui permainan.

Perlunya Bermain

Permainan seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui permaianan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat memperuhi pada perkembangan psikologi anak. Seperti kata Reamonn O Donnchadha dalam bukunya The Confident Child “Permaianan akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah”. Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Belajar melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah.

Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menempatkan dirinya sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran ‘baik’ atau ‘jahat’ membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi. Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan anak untuk mempraktekkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya.

Jenis Permainan

Pada dasarnya semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama yaitu bermain dengan menyenangkan! Yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan tersebut. Ada dua jenis permainan yaitu Permainan Aktif dan Permainan Pasif. Kedua jenis permaianan ini yang harus diketahui oleh orang tua atau siapapun yang berkaitan dengan pendidikan dan perkembangan anak supaya dapat menyeimbangkan antara keduanya.

Katagori permainan Aktif 

Permainan Olah Raga (sport): 

Bagi orang dewasa olah raga bukan lagi menjadi sebuah permainan tetapi sesuatu yang serius dan kompetitif. Namun bagi anak olah raga bisa menjadi satu permainan yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan dan bermain, tapi tidak juga terlepas dari unsur partisipatif dan keinginan untuk unggul. Dalam permainan olah raga anak mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar mengembangkan diri setiap waktu. 
Permainan Perkelahian (body contact): 

Jenis permainan ini termasuk permainan modern tapi banyak orang tua maupun guru memandangnya skeptik dan cemas, ini beralasan dari efek yang mungkin serius. Permainan ini merupakan jenis permainan modifikasi, yang menuntut keseriusan anak untuk memenuhi kebutuhan akan kekuasaan. Hal ini sehat dan positif bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan dan kekuatan di lingkungan sekitar. Jenis permainan ini adalah untuk menguji kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia nyata dengan segala akibatnya.

Katagori Permainan Pasif 

Permainan Mekanis 

Seiring perkembangan jaman dan teknologi, memberi pengaruh besar dalam perkembangan jenis permainan untuk anak. Alat teknologi canggih seperti computer bukan lagi milik orang dewasa, tapi telah menjadi barang biasa buat anak-anak. Berbagai games atau permainanvirtual telah tersedia di dalamnya (computer). Bermain computer tidak sama dengan bermain bersama teman. Anak bermain sendiri dengan kesenangannya. Sisi negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya pembentukan sikap anak untuk menerima dan memberi (take and give). Anak memegang kendali penuh atas ‘teman mainnya’ dan ‘si teman mainnya’ akan melakukan apapun yang diinginkan anak. Kendali penuh ini akan menimbulkan reaksi serius bila anak menyalurkannya dalam pertemanan di lingkungan sosialnya. Namun, hal positif anak memiliki keterampiran computer yang akan diperlukan anak sebagai sarana hidupnya. 
Permainan Fantasi 

Fantasi merupakan praktek permainan yang khusus dilakukan sendiri. Anak dapat membentuk dunia sesuai dengan keinginannya (imaginasi). Orang tua seharusnya tidak memaksa anak untuk bermain selalu dengan teman-temannya, karena akan menciptakan kesan bahwa bermain sendiri itu salah. Permainan fantasi selain proses kreatif pengembangan kemampuan sisi otak kanan, juga untuk pembentukan kecerdasan interpersonal (satu dari delapan kecerdasan teori multiple intelligence Howard Garner)

Maka ayo bermain! Karena dibalik setiap permainan pasti ada pembelajaran. Apalagi bila kita dengan sengaja memciptakan permainan untuk proses pembelajaran. Dijamin anak tidak akan mengalami kebosanan dalam belajar. Belajar adalah bermain, bermain adalah belajar!

1 comment:

Unknown said...

saya suka bermain tapi main game..........lalu umi ku marah deh... karena aku tidak seimbang belajar nya...sekarang aku di batasi bermain game nya... tapi hati ku mau nya main game..