Monday, April 20, 2020

HARAPAN DAN TANTANGAN GURU/DOSEN PEMBELAJAR MODEL DARING


Prinsip pengembangan program daring untuk peningkatan kemampuan guru dan dosen telah ditawarkan oleh beberapa ahli. Hasil tinjauan pustaka yang dilakukan oleh The Institute for the Advancement of Research in Education at AEL (2004) berhasil menyimpulkan 9 prinsip yang seyogyanya dipenuhi oleh program semacam ini, sehingga dapat menjamin keefektifan program. Ke sembilan prinsip dasar itu adalah:
- Harus didasarkan pada hasil analisis kebutuhan pembelajaran peserta didik 
- Melibatkan pemanfaatan teknologi oleh peserta pelatihan 
- Terkait erat dengan pekerjaan dosen dan guru 
- Dapat diaplikasi secara spesifik pada kurikulum yang berlaku 
- Meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap 
- Berlangsung pada waktu yang cukup 
- Berlangsung dengan melibatkan kolega dan peserta pelatihan 
- Tersedianya dukungan teknis dan lainnya untuk para peserta 
- Melibatkan evaluasi proses dan hasil pelatihan.

Selanjutnya The Foundation Coalition (http://www.foundationcoalition.org) menyarankan langkah perancangan program peningkatan kemampuan dosen dan guru sebagai berikut: 

- Dikembangkan berdasarkan model-model yang sudah ada. 
- Melibatkan peserta pelatihan (dosen dan guru dalam perencanaannya). 
- Menetapkan tujuan pelatihan untuk menentukan pengalaman belajar yang optimal. 
- Melibatkan peserta didik dalam beragam metodologi pelatihan. 
- Berbagi otoritas antara perancang dengan peserta pelatihan dalam menentukan tujuan, sumberdaya dan diskusi. 
- Mengintegrasikan program kedalam kerja dan penilaian kinerja guru dan dosen. 
- Menyediakan dukungan. 
- Melaksanakan penilaian proses dan hasil pelatihan yang berkesinambungan 

Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan dan Kebudayan RI No. 24 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi jarak jauh pada pendidikan tinggi, terutama pada pasal 4 ayat 1, menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ) dapat diselenggarakan pada lingkup program studi atau mata kuliah. Proses pembelajaran PJJ diselenggarakan dengan memanfaatkan sumber belajar, yang tidak harus berada di satu tempat dengan peserta didik. Hal ini berimplikasi bahwa sumber belajar yang digunakan berbasis teknologi informasi dan Komunikasi (TIK)dan daring yang dapat diakses dari mana saja, kapan saja oleh peserta didik. Dengan adanya Permen no 24 tahun 2012 ini, maka terbuka kesempatan bagi institusi pendidikan tinggi untuk menyelenggarakan PJJ bagi yang telah memenuhi syarat, yaitu memiliki program studi tatap muka yang berakreditasi A, jika ingin menawarkan program studi jarak jauh yang sama. Mata kuliah yang ditawarkan melalui PJJ harus daring, sehingga diperlukan kemampuan dosen untuk mengembangkan materi perkuliahan daring.

Guru Pembelajar Moda DaringPendekatan  pembelajaran  pada  Guru  Pembelajar  moda  daring  memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.Menuntut   pembelajar   untuk   membangun   dan   menciptakan   pengetahuan secara mandiri (constructivism);
2.Pembelajar  akan  berkolaborasi  dengan  pembelajar  lain  dalam  membangun pengetahuannya   dan   memecahkan   masalah   secara   bersama-sama   (social constructivism);
3.Membentuk   suatu   komunitas   pembelajar   (community   of   learners)   yang inklusif;
4.Memanfaatkan  media  laman  (website)  yang  bisa  diakses  melalui  internet, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital;
5.Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan

No comments: