Anak adalah masa depan kita. Benar tidak ?
Perkembangan anak dipengaruhi oleh pola asuh kita saat ini, tentunya dipengaruhi juga oleh lingkungan belajar anak di sekolah. Pembelajaran adalah hal utama dalam pendidikan. Proses belajar akan mencapai hasil yang optimal apabila terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Proses pendidikan masa lalu seperti menuang air di dalam botol sudah banyak di tinggalkan. Dan saat ini perlu adanya inovasi pembelajaran yang mendorong kemampuan berfikir mereka diantaranya berfikir kritis, kreatif dan problem solving.
Berpikir kritis merupakankemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap berbagai pernyataan dan mengambilkan keputusan, yang didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki dukungan yang baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot. Berfikir kritis dapat muncul pada anak yang memiliki keingin tahuan yang tinggi.
Lalu seperti apakah anak kritis ini ?
Ciri-ciri anak kritis ini adalah memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, Percaya Diri (PD) yang tinggi, dan yang terakhir memiliki kemampuan bahasa dan rasa yang baik. Sebuah cara yang mendorong anak berfikir kritis adalah dengan menghadapkan mereka pada topik-topik kontroversional. Dengan debat, dapat memotivasi siswa untuk meneliti topik secara mendalam dan menguji masalah-masalah, dan apabila guru tidak menyatakan pandangan mereka, maka siswa akan bebas untuk mengeksplorasikan perspektif-perspektif mereka yang beragam. Tahapan berfikir kritis yatitu :
(1) Keterampilan menganalisis,
(2) Keterampilan mensintesis,
(3) Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah,
(4) Keterampilan menyimpulkan, dan
(5) Keterampilan mengevaluasi atau menilai.
Setelah berfikir kritis, selanjutnya adalah kreatif. Kreatif dapat diartikan dengan kemampuan menghasilkan suatu pekerjaan atau hasil karya yang baru dan bermanfaat. Novelty (sesuatu yang baru) adalah komponen utama dalam kreativitas. Novelty merupakan keaslian dan ide yang benar-benar baru serta merupakan penggabungan dari dua hal ataupun dua pemikiran atau lebih. Menurut tokoh yaitu Munadar, sifat utama yang menjadikan anak kreatif adalah Kepekaan terhadap masalah, aliran gagasan (memunculkan gagasan baru dan terlatih), keaslian (anak lebih menantang sesuatu yang asli secara sistematis), dan terakhir adalah fleksibilitas.
Hal terpenting bagi guru dalam mendidik siswa yang kreatif adalah dengan menerima ide-ide siswa dan membantu siswa untuk membangun ide-ide yang lebih cemerlang. Pembelajaran yang baik pun juga mencakup dari belajar mengajar yang kreatif pula, dan memerlukan kualitas seperti sebuah pengetahuan, kemampuan untuk membaca situasi, sanggup mengambil resiko, dan kemampuan untuk memonitor dan mengavaluasi peristiwa-peristiwa.
Lalu, bagaimana dengan problem solving ?
Dan tujuan akhir dari pembelajaran yaitu menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat.Tingkat belajar Problem solving merupakan tingkat belajar tertinggi sehingga dapat berlangsung jika proses belajar fundamental lainnya telah dikuasai.
Belajar pemecahan massalah mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Agar siswa dapat berhasil dalam memecahkan masalah, maka mereka harus memiliki : kemampuan mengingat konsep, informasi yang terorganisasi, dan kemampuan strategi kognitif.
Guru sebaiknya mengajukan permasalah yang menarik bagi siswa, memberi petunjuk yang jelas, memberi kebebasan untuk siswa untuk berlatih merumuskan dan mencari alternatif dari masalah tersebut, dan memberi kesempatan untuk mencoba mengalami sendiri dan pembuktiannya sendiri. Dengan ini, guru dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar pemecahan masalah.
Hmmmmmm..... Bagaimana dengan anda dan siswa-siswi di sekitar anda ? sudahkah berfikir secara kritis, kreatif, dan problem solving ?
No comments:
Post a Comment