Monday, August 4, 2014

Perbaiki Kurikulum Indonesia ?...





Kualitas pendidikan di Indonesia yang kini kian memprihatinkan, cukup membuat kita sesak dada dan tak habis pikir, apa yang salah sebenarnya dengan sistem pendidikan kita. Apalagi ditambah dengan sistem baru kurikulum 2013 dan ditinggalkannya kurikulum KTSP 

Mari kita bandingkan dengan Finlandia, negara dengan sistem pendidikan yang jauh lebih baik dari Indonesia. apa sebenarnya yang berbeda?
1) Finlandia : Anak-anak baru bersekolah setelah mereka berusia 7 tahun.
Indonesia : ada playgroup, TK A, TK B, bahkan sebelum umur 3 tahun pun sudah ada yang ‘menyekolahkan’ anaknya, meskipun memang cuma satu jam dengan tujuan anaknya bersosialisasi. Masalahnya lagi, untuk masuk SD pun sekarang anak-anak DIHARUSKAN sudah bisa membaca. Ada tes masuknya. Jadi ingat percakapan ibu-ibu di commuter line yang curhat soal hal ini. Yang stres bukan cuma anaknya. Orang tuanya lebih lagi. seremnya....

2) Finlandia : sebelum mencapai usia remaja, anak-anak ini jarang sekali diminta mengerjakan pekerjaan rumah DAN tidak pernah disuruh mengikuti ujian.
Indonesia : TK pun sekarang sudah punya pekerjaan rumah, meskipun cuma sekedar menebalkan garis dan menulis angka.

3) Finlandia : hanya ada satu tes yang wajib diikuti oleh pelajar, dan saat itu mereka berusia 16 tahun.
Indonesia : like I mentioned before, masuk SD pun ada tesnya. Terutama SD favorit.

4) Finlandia : sekolah tidak membedakan anak yang pintar dan kurang pintar. Seluruhnya ditempatkan di dalam ruang kelas yang sama.
Indonesia : ada beberapa sekolah yang memberlakukan pembagian kelas berdasarkan tingkat intelegensia anak. Contoh : peringkat 1-10 masuk ke kelas A, 11-20 kelas B, dst.(Low atau Hight ya...)

5) Finlandia : Kesenjangan antara murid terpintar dan murid paling tidak pintar di Finlandia adalah yang terkecil di dunia. Artinya, murid paling tidak pintar pun masih terhitung pintar.
Indonesia : kesenjangan begitu terlihat, banyak siswa pintar, yang kurang pun banyak.(bahkan dikarantina)

6) Finlandia : Setiap guru hanya menghabiskan waktu 4 jam sehari di kelas dan punya waktu 2 jam per minggu yang didedikasikan untuk ‘professional development’.
Indonesia : para guru di Indonesia yang bisa mengajar mulai jam 7 pagi sampai jam 3 sore non stop. Imagine how tired they are 

7) Finlandia : Jumlah guru yang dimiliki oleh Finlandia sama dengan jumlah guru di New York, namun jumlah murid yang ditangani jauh lebih sedikit.
Indonesia : Jumlah guru dibandingkan murid sangat jauh, dalam 1 kelas biasa terdapat 35 murid, dan 1 guru.

8) Finlandia : Seluruh sistem pendidikan didanai oleh negara. Gratis total.
Indonesia : meskipun sudah ada beberapa wilayah yang menetapkan pendidikan gratis, masih banyak pungutan2 yg harus dibayar siswa kepada sekolah, seperti uang Lab computer, Lab bahasa, ekskul, dll.

9) Finlandia : Seluruh guru harus memiliki gelar Master/S2 yang didanai seluruhnya oleh pemerintah.
Indonesia : guru harus mencari biaya untuk melanjutkan pendidikan sendiri, tak ada bantuan pemerintah kepada semua guru. (kerja rodi deh jadinya....)

10) Finlandia : Kurikulum nasional hanya berlaku umum. Setiap guru (sepertinya) diberikan kebebasan mengembangkan metode pengajarannya.
Indonesia : Guru WAJIB mengikuti kurikulum dari pemerintah yang HAMPIR setiap 5 tahun berubah-ubah. (mengekor metode UN dan buku diknas)

11) Finlandia : Yang menjadi guru hanyalah yang merupakan 10 lulusan teratas di universitas.
Indonesia : para lulusan terbaik berprofesi sebagai apa ya? Dokter, pengacara, direktur, investasi dan saham, pegawai Pajak? (campur aduk tidak linear jurusannya)

12) Finlandia : Status guru di masyarakat setara dengan status pengacara dan dokter. Katanya, kalau masuk ruang kelas di Finlandia, terus murid-muridnya ditanya, Siapa yang bercita-cita jadi guru? Seperempatnya akan mengangkat tangan.
Indonesia : Status guru ( apalagi non-pns) masih sering diremehkan, & dianggap pekerjaan yang kurang mencukupi kebutuhan hidup.

Diklat guru Kurikulum 2013 banyak yang bingung dalam sosialisasi bedah buku kurikulum 2013, yang bawah bingung ...yang atas minta target harus meningkat, ...nyambung nggak ya... Walaupun tuntutan spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan sebagai jargon icon pendidikan menjadi utama mengubah perilaku orang Indonesia benarkah bisa merubah semuanya ?...yang begitulah hikmah kurikulum di Indonesia......Target namun banyak khayalan dan kurang terencana. Semoga terus diperbaiki Sistem Pendidikan Indonesia

No comments: