Monday, August 31, 2009

Karakter Manusia

Setiap hidup manusia mempunyai cara dan tujuan yang berbeda-beda. Tapi jangan salahkan jika seseorang yang belum bisa memahami dan pengertian dengan saudaranya sendiri. Itulah pengalaman hidup, semakin usia bertambah maka semakin besar hubungan sosial kita dan juga semakin bertambah tanggung jawab kita. Oleh karena itu janganlah seorang yang terlalu banyak mengeluh karena boleh jadi keluhan itu sama saja seperti keluhan orang yang sudah usianya senja tua. tapi jika ia tidak mengeluh maka ia akan terus berjalan dan selalu mengerjakannya dengan lapang dada.
Kewajiban kita sangat banyak namun kewajiban itu harus juga dilandasi dengan hak pribadinya jangan sampai menzhalimi kehidupan buat dirinya terutama urusan kesehatan maupun yang berkaitan bersifat syar'i. Sesungguhnya pengalaman menjadi ukuran seseorang agar ia bisa menjadi yang terbaik setelah melihat kekurangan-kekaurangan pada masa lampaunya. Boleh jadi setiap manusia mempunyai persepsi yang berbeda namun perbedaan yang tidak dilandasi dengan kebersamaan dan tidak syar'i (logika) membuat orang lain tidak berkembang bahkan stagnan. Apakah manusia selalu menjadi bertingkah aneh jika seseorang membuatnya yang terbaik bagi khalayak umum namun persepsi orang lain menjadi keburukan. Dan itulah yang akhirnya manusia menyebutkannya ia adalah karakter. Akan tetapi berapa banyak karakter seorang dewasa namun masih ada yang berprilaku seperti anak kecil dan sebaliknya berapa banyak karakter seorang anak kecil justru banyak yang berprilaku seperti orang dewasa.
Karakter mempunyai khas tersendiri karena ia sudah dibawa dengan lahir nya pergaulan maupun adaptasi keluarga yang khusus mempunyai simbol yang unik. Namun jangan sampai karakter dipotong dengan hal yang tidak berguna bahkan merajai dengan sesuatu yang merugikan kepribadian manusia.
Maka dari itu perlunya ada tahapan secara kontinyu agar ia bisa memperbaiki karakternya, agar menjadi terbaik dan perlu kesabaran yang kuat. Sebagian manusia tidak tahannya kesabaran membuat ia jatuh dan tidak mengenal arah tujuan hidupnya bahkan karakternya pun akan terus menerobos tanpa melihat rambu-rambu kehidupannya. Ia perlu dituntun ibarat seperti ikatan tali kuda yang bisa menunggangi namun kuda itu harus kembali lagi ketempat kandangnya seperti semula. Dan itulah karakter ia bisa saja berubah namun harus ada yang mengawasinya bahkan membimbingnya dengan baik sehingga perjalanannya pun tetap nyaman dan improvisasinya juga sangat terpesona atas kejelian dalam perjalanan hidupnya. Semoga kita semua selalu sabar dan memberikan yang terbaik untuk anak kita, saudara kita bahkan orang tua kita sekalipun agar masa depannya tetap terjaga dengan arah tujuan yang jelas untuk menghadap ridhonya.

Dian Parikesit, S.Pd

No comments: