Komunikasi merupakan suatu hubungan kontak antar dan antara manusia
baik individu maupun berkelompok. Komunikasi merupakan bagian dari hidup
manusia itu sendiri, dari sejak lahirpun kita sebenarnya sudah
berkomunikasi, meskipun tidak secara obrolan melainkan dengan gerak dan
tangis yang pertama pada saat dilahirkan, itu sudah termasuk dalam tanda
komunikasi. Untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab, diperlukan
saling pengertian antar sesama anggota masyarakat. Komunikasi memainkan
peranan penting dalam hal ini, dan suatu komunikasi tersebut harus dapat
saling dimengerti oleh kedua pihak. Diperlukan suatu komunikasi yang
baik antara kedua belah pihak, yaitu salah satunya perlu memerhatikan
isi dan nada bicara kita jika sedang berkomunikasi. Pertimbangkan nada
bicara kita jika sedang berkomunikasi dengan seseorang, jika nada bicara
kita terlalu keras, sang pendengar dapat menangkap maksud lain dari apa
yang kita bicarakan tersebut, sehingga dapat berbuah sebuah konflik.
Sudah banyak kasus-kasus konflik yang terjadi karena miss komunikasi dan
kesalahpahaman. Miss komunikasi
merupakan terjadinya kesalahan dalam salah satu proses komunikasi.
Banyak sekali kasus konflik yang diawali dengan kesalahan komunikasi
ini, contohnya seperti tawuran pelajar. Tawuran pelajar biasanya diawali
dengan seorang pelajar yang tengah bercanda dengan dengan anak sekolah
lain, tetapi candaannya tersebut ditangkap dengan maksud lain oleh anak
sekolah lain itu. Sehingga, dengan “salah tangkap maksud” tersebut dapat
terjadi sebuah adu mulut, yang diakhiri dengan tawuran. Kita boleh saja
bercanda satu sama lain, tetapi jangan sampai menyinggung atau membuat
sang lawan bicara kita itu “salah tangkap” dalam pembicaraan kita
tersebut. Dalam sebuah keluarga juga misalnya, perlu adanya suatu komunikasi yang baik dan perlu adanya keterbukaan antar sesama anggota keluarga, lebih penting untuk pasangan suami-istri. Suami dan istri, perlu menjaga komunikasi yang baik, sang suami perlu menunjukkan sikap keterbukaan kepada sang istri. Dapat diambil contoh sebuah kasus, sang suami yang sering pulang larut malam (sebenarnya karena ada suatu pekerjaan yang harus diselesaikan), dan sang istri yang mudah curiga bertanya-tanya kenapa suaminya pulang sangat larut malam. Kemudian sang istri yang tidak percaya bahwa sang suami pulang larut malam karena alasan pekerjaan, langsung dengan spontan berkata marah-marah kepada sang suami. Sang suami yang karena sudah kelelahan karena pekerjaan di kantornya, tidak terima karena sikap sang istri yang terlalu berlebihan mencurigainya, juga terpancing emosi dan akhirnya timbul suatu konflik. Kejadian tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi yang baik, dan juga kurangnya sikap keterbukaan antar suami-istri tersebut. Seharusnya, konflik seperti tadi dapat dicegah apabila ada komunikasi yang benar yaitu sang suami seharusnya juga perlu memberitahu sang istri jika setiap hari ia pulang malam disebabkan suatu pekerjaan kantor yang mengharuskannya untuk pulang malam, jadi sang istri tidak akan gampang curiga jika sang suami bersikap demikian. Dan sang istri, juga seharusnya dapat membicarakannya secara baik-baik, tidak dengan emosi dan tidak gampang curiga kepada sang suami. Jika adanya komunikasi yang baik seperti itu, maka suatu konflik dapat terhindarkan. Dapat disimpulkan, bahwa miss komunikasi atau kesalahan dalam salah satu komunikasi anatara dua pihak atau lebih, dapat menjadi sumber dari masalah yang akhirnya berbuah menjadi konflik. Jadi, jangan sampai salah satu pihak dalam suatu perbincangan (komunikasi) ada yang “salah tangkap” maksud dari pihak yang lain. Tetapi, jika sudah terlanjur terjadi suatu miss komunikasi tersebut, ada baiknya ditelaah lagi secara baik-baik sehingga suatu masalah yang tadinya akan berbuah menjadi konflik, dapat di netralisir dan kembali ke komunikasi yang benar.
No comments:
Post a Comment